Rotasi tersebut sesuai dengan filosofi umat Hindu Bali saat mencari 'Tirta Amerta' dalam kisah Pemutaran Mandara Giri.
Tirta Amerta atau air suci kehidupan dipercaya memberikan kesembuhan dan kehidupan yang kekal abadi.
Kisah itu sesuai dengan tema G20, Recover Together, Recover Stronger. Tema ini mengajak seluruh negara di dunia untuk saling bahu-membahu, mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
"Moto sekarang recover together, recover stronger itu dunia sedang sakit akibat Covid-19 jadi kita akan pulih bersama-sama. Jadi di Bali itu ada mitologi pencarian Tirta Amerta, air suci kehidupan yang abadi. Jadi di Bali itu mitologinya adalah pada saat Pemutaran Mandara Giri karena dipercaya di dasar lautan ada susu, itu ada satu Tirta Amerta yang akan membantu kesembuhan," kata dia
"Tirta amerta yang bisa jadi air suci kehidupan yang abadi. Muncul juga satu anugerah. Yang akan bermanfaat untuk seluruh isi dunia untuk kesembuhan untuk kita bersama," tambahnya.
Baca juga: Antisipasi Potensi Kerawanan Saat KTT G20, Polri Kerahkan 9.700 Personel
Popo mengatakan, dia mendesain monumen G20 ini setelah mendapat mandat dari Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Proses pembuatan monumen G20 melewati beberapa tahap dengan memakan waktu delapan bulan.
Terkait kelopak bunga warna merah atau lidah api yang diambil dari desain logo G20 itu, pihaknya telah meminta izin kepada Seto Adi Witonoyo, selaku ketua tim kreatif yang mendesain logo G20.
Ia menambahkan, bagian utama monumen G20 terbuat dari alumunium yang dicor. Selain itu, di bagian luar monumen G20 ini sengaja ditanam tanaman hias warna meraka agar terlihat lebih mencolok dan indah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.