Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMDes di Buleleng Kelola 3 Ton Sampah Per Hari, Sebagian Jadi Pupuk Kompos

Kompas.com, 9 Desember 2022, 14:51 WIB
Hasan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, mengelola hingga 3 ton sampah setiap hari. Sebagian dari sampah itu dikelola menjadi pupuk kompos.

"Hampir 3 ton per hari kami angkut sampah dari masyarakat desa. Bahkan, saat hari raya besar keagamaan bisa mencapai 7 ton lebih," ujar Ketua BUMDes Bondalem, Ketut Partayasa, Jumat (9/12/2022).

Ratusan kilogram sampah itu dipilah antara yang organik dan anorganik. Limbah sampah organik kemudian diolah menjadi pupuk kompos.

Baca juga: Bantu Ayah Korupsi, Anak Eks Sekda Buleleng Dituntut 7 Penjara

Sampah organik itu diproses ke mesin penyacah terlebih dahulu. Kemudian, difermentasi minimal selama seminggu dengan campuran kotoran sapi dan cairan C4. Lalu, diayak dan dikemas menjadi pupuk.

"Kalau lebih bagus kualitasnya bisa lebih dari seminggu fermentasinya. Namun, hal itu tergantung kondisi cuaca juga karena dalam proses fermentasi itu dibutuhkan kelembapan dalam prosesnya agar lebih maksimal," ujarnya.

Baca juga: Dampak Kelangkaan Solar di Buleleng, Pengambilan Sampah di TPS Terhambat

Dengan memanfaatkan sampah organik, pihaknya mampu menghasilkan hingga lebih dari 1 ton pupuk dalam sebulan. Pupuk itu dijual Rp 800 per kilogram.

Sebagai contoh awal, Pemerintah Desa membeli langsung pupuk kompos itu sebanyak 40 ton untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada petani desa.

Pihaknya akan bekerja sama dengan desa-desa tetangga dalam pembuatan pupuk untuk pengadaan bahan baku pupuk seperti kotoran sapi.

Sementara itu, Kepala Desa Bondalem Gede Arya mengatakan, sampah anorganik yang dikelola TPST akan dimanfaatkan menjadi bahan baku campuran aspal.

"Kami masih mengkaji dengan dinas terkait untuk pemanfaatan sampah plastik ini sebagai bahan campuran aspal. Agar memanfaatkan sampah plastik yang selama ini terbuang percuma," jelasnya.

Adapun TPST ini dimulai sejak tahun 2018 dengan penyertaan modal dari Pemdes melalui alokasi dana desa (ADD) sebesar Rp 720 juta untuk operasional dan tenaga kerja.

Menurut dia, keberadaan TPST ini ditujukan untuk menangani sampah yang masih menjadi masalah serius, terutama dalam memelihara kelestarian dan kesehatan lingkungan.

"Sampah yang berserakan dapat mencemarkan lingkungan. Namun, jika dimanfaatkan, akan memiliki nilai ekonomi dan nilai guna," katanya.

Baca juga: Cabuli Cucu, Pensiunan PNS Berumur 70 Tahun di Buleleng Dipenjara

Ia menyebutkan, keberadaan TPST ini mendapat respons positif dari masyarakat. Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 400 kepala keluarga (KK) yang menjadi pelanggan TPST.

Masyarakat diberi kemudahan dalam pembuangan sampah. Petugas TPST akan mengambil sampah dari rumah-rumah pelanggan dua hari sekali.

“Saya harapkan ke depan akan lebih banyak lagi masyarakat akan menjadi pelanggan TPST sehingga sampah bisa terkumpul di satu tempat untuk dapat dipilah sesuai peruntukannya,” tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau