DENPASAR, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom mengeklaim, kecil kemungkinan ditemukan kasus campak rubella di Bali.
Menurut Anom, itu karena cakupan vaksinasi campak (MR) di Bali sudah cukup tinggi.
"Dari yang kena di daerah lain kan kemungkinan karena belum tinggi imunisasi campaknya, kalau di Bali sudah bagus jadi kecil kemungkinan orang terkena campak," kata I Nyoman Gede Anom, di Denpasar, Minggu (22/1/2023), dikutip dari Antara.
Dia menyampaikan bahwa penyakit campak sudah lama hilang dari Bali. Sementara status kejadian luar biasa (KLB) disematkan ke provinsi maupun kabupaten/kota dengan temuan kasus tersebut.
Baca juga: 48 Kasus Campak Ditemukan di Yogyakarta, Status KLB Diberlakukan
"Karena sudah lama tidak ada, sekarang muncul satu saja akan dikatakan KLB, saat ini kami pantau terus setiap hari dan di kabupaten/kota se-Bali belum ada ditemukan campak," ujar Anom.
Selama pandemi Covid-19, Anom mengatakan bahwa imunisasi campak terhadap anak tetap berjalan rutin di puskesmas maupun posyandu.
Menurutnya, kurang lebih ada 5.000 titik lokasi imunisasi di kabupaten/kota di Bali.
Seluruh orang tua yang memiliki bayi kerap diimbau untuk tetap memberikan imunisasi campak sesuai jadwal dalam buku catatan, sehingga tak ada yang tertinggal saat pandemi.
Imunisasi campak, kata Anom, merupakan satu dari 14 imunisasi wajib bagi anak dan diberikan secara gratis oleh pemerintah.
"Kami amprah ke Kementerian Kesehatan vaksinnya, jadi sampai saat ini tidak ada yang ketinggalan imunisasi dan aman, karena imunisasi kita memang tinggi mudah-mudahan tidak ada kasus," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.