Penderitaan Anggreni dan teman-temannya juga bertambah lantaran di tempat mereka saat ini juga sedang krisis air.
Ia menyampaikan, dia dan teman-temannya memutuskan untuk tidak ikut untuk dievakuasi KBRI. Alasannya, karena saat ini ia dan rekannya tak memiliki uang. Sementara di tempat yang sekarang kebutuhan meraka masih tercukupi.
"Kami pada saat ini sudah punya tempat tinggal, dan stok makanan, dan kami yakin masih bisa bertahan hidup di sini, karena masih ada customer kami yang ingat dengan kami dan selalu membantu kami disini," kata dia.
"Yang kami butuhkan sekarang hanya air, di sini tidak ada air untuk mandi dan lain-lain. Kami juga butuh paket data yang lebih banyak untuk waspada, dan makanan untuk kami stok selama kami belum dipindah," kata dia.
Baca juga: Duka Orangtua WNI yang Tewas akibat Gempa Turkiye, Korban Belum Pernah Pulang Setelah Menikah
Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) dan ESDM Bali Ida Bagus Setiawan, mengatakan, pihaknya mencatat saat ini pekerja migran yang ada di Turkiye berjumlah 1.375.
Menurut informasi dari KBRI di Turki, para PMI itu dalam keadaan selamat, namun ada beberapa yang terluka. Kendati demikian, pihak masih terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memantau keadaan para pekerja migran asal Bali itu.
"Kalau terluka sesuai rilis KBRI ada tapi ngga ada korban jiwa, kecuali kemarin satu WNI ( Nia Marlinda) pasangan yang sudah menikah dengan WN Turki dan sudah dimakamkan," kata dia.