Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Umat Islam di Bali Shalat Tarawih dalam Sunyi di Hari Nyepi...

Kompas.com, 12 Maret 2024, 09:39 WIB
Rachmawati

Editor

Kampung Bugis di Desa Adat Tuban

Kerukunan antarumat beragama tampak di kawasan sekitar Masjid Agung Asasuttaqwa yang terletak di Kampung Bugis, Desa Adat Tuban, Kuta pada Minggu (10/3) dan Senin (11/03).

Fahrul, salah seorang pengurus masjid, menyebut kerukunan di wilayah tersebut sudah lama terjalin.

“Kita Kampung Bugis ini sudah berdampingan dengan Desa Adat Tuban sejak ratusan tahun yang lalu,” ujar Fahrul.

“Dari jalinan yang sudah terjalin sejak lama itu, akhirnya muncul kesadaran untuk saling menghormati, saling mengerti.”

Saat shalat tarawih berlangsung, takmir dan pengurus masjid menunaikan shalat di Masjid Asasuttaqwa dengan penerangan terbatas dan tidak menggunakan pengeras suara guna menghormati umat Hindu yang juga beribadah. Adapun warga muslim di Kampung Bugis shalat tarawih di rumah masing-masing.

Baca juga: Tutup di Hari Nyepi, Candi Prambanan Dijaga Prajurit Bergodo dan Pasukan Berkuda

“Tidak ada yang dipaksa. Jadi, semua berjalan natural,” ujar Fahrul yang mengatakan warga setempat sudah terbiasa untuk shalat berjemaah di rumah – terutama belajar dari pengalaman pandemi.

Perwakilan dari Desa Adat Tuban, I Gede Agus Suyasa, mengatakan tradisi yang berjalan antara umat Hindu dan Islam di daerahnya sudah “turun temurun, bahkan ratusan tahun”.

“Tidak ada yang berani menentukan siapa yang duluan. Mereka [warga Kampung Bugis pun datang sudah ratusan [yang lalu],” ujar Agus.

“Di Bali bisa dipastikan toleransi itu tinggi,” tegasnya.

Toleransi dan ramah dengan pendatang

Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi jalan tol Bali Mandara saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 di Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Senin (11/03/2024).BBC Indonesia Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi jalan tol Bali Mandara saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 di Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Senin (11/03/2024).
Tahun-tahun sebelumnya, terjadi beberapa pelanggaran pada Hari Nyepi yang dilakukan umat non-Hindu – bukan hanya turis atau warga asing, melainkan juga warga Indonesia.

Lantas apakah pelaksanaan keamanan Hari Nyepi kali ini lebih diperketat?

Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, yang juga merupakan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bali, mengatakan media sosial yang cepat dan canggih membuat sering ada pelanggaran dan masalah kecil yang jadi viral dan dibesar-besarkan.

“Seolah-olah masalah besar yang padahal sebenarnya bisa diselesaikan di tingkat desa,” ujarnya.

Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet menjelaskan bahwa Hari Raya Nyepi berbeda dengan hari-hari raya Hindu Bali lainnya, sebab ini “adalah hari raya untuk alam semesta supaya aman, tenang, damai, dan bernapas.”

Baca juga: Melihat Tradisi Perang Api Sambut Nyepi di Bali

“Karena sifatnya yang begitu, maka pada Hari Raya Nyepi, Bali sungguh membutuhkan suasana yang hening, tenang, damai untuk alam semesta. Bandara dan pelabuhan pun harus ditutup [...] dispensasi hanya untuk hal-hal yang bersifat penting atau daruat,” ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Viral 2 Siswa Sekelas di Bali Duel Gara-gara Persoalan Asmara, Polisi Turun Tangan
Viral 2 Siswa Sekelas di Bali Duel Gara-gara Persoalan Asmara, Polisi Turun Tangan
Denpasar
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Denpasar
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Denpasar
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Denpasar
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau