Masdana mengungkapkan bahwa kontraktor proyek ini sebelumnya telah menerima SP3 pada akhir Maret 2025 sebagai bentuk teguran dan instruksi percepatan penyelesaian proyek.
Namun, belum lama setelah pembangunan rampung, kerusakan kembali terjadi.
"Gorong-gorong yang tersumbat mengakibatkan air meluap dan merusak bagian bawah jalan. Kontraktor sudah saya temui dan mereka berjanji akan memperbaiki," ujar Wayan, Rabu (14/5/2025).
Baca juga: Viral, Video Jalan Rusak di Buleleng padahal Baru Diperbaiki
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna mengatakan, kondisi jalan memang memiliki tanjakan terjal dan tajam.
Apalagi lokasi jalan yang berada di daerah perbukitan, sehingga sering turun hujan.
Meski demikian, ia menyebut pemerintah berkomitmen menyelesaikan pengerjaan jalan ini sesuai dengan spesifikasi.
"Karena jalan ini penting sekali, menjadi penghubung Desa Pakisan dengan Desa Kelandis. Supaya bisa diselesaikan dengan baik. Walaupun sudah lewat masa pengerjaan," ujarnya.
Baca juga: Hujan Deras, Jalan Utama Antar-kabupaten Sumenep-Pamekasan Banjir
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng baru membayarkan sebesar 30 persen dari proyek senilai Rp 5,9 miliar.
Pembayaran akan dituntaskan setelah jalan tersebut selesai dibangun.
Setelah selesai, Dinas Pekerjaan Umum, dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng akan melakukan uji mutu untuk menguji spesifikasi jalan.
Supriatna menyebut, dengan kondisi yang terjadi saat ini, akan menjadi evaluasi dalam menentukan pengerjaan di wilayah terjal.
Sehingga bisa dilakukan pengaturan waktu, dalam pengerjaan proyek.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang