Sementara itu, Mery, warga yang tinggal di Denpasar, menekankan jika memang akan berlangsung pembangunan MRT, diharapkan memikirkan alur lalu lintas yang sudah ada.
"Karena pasti akan berdampak pada kemacetan yang lebih parah. Mengingat tujuan utamanya buat pariwisata, pasti melalui area wisata yang sudah ada," ungkapnya.
Baca juga: Berencana Bangun MRT untuk Atasi Kemacetan, Gubernur Bali Berguru ke Jakarta
Dia pun tidak setuju jika tujuan utama pembangunan MRT hanya memfasilitasi wisata saja.
Seharusnya proyek ini menjadi solusi transportasi umum yang memadai untuk siapa pun tinggal di sini.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kemacetan di Bali yang semakin panjang menuai sorotan dan kritik dari berbagai pihak.
Tidak hanya wisatawan yang mengeluh. Warga lokal pun merasa terganggu dan dirugikan.
Menyikapi kondisi ini, Koster mengaku Pemprov Bali berkomitmen memecahkan permasalahan kemacetan di Bali. Solusi yang ditawarkan salah satunya adalah melalui pembangunan MRT.
“Kami sangat butuh fasilitas MRT ini karena di Bali pembangunan jalan di atas tidak boleh. Kiri-kanan sudah rapat, bukan sekadar rumah biasa tapi bagunan pura dan segala macam," jelas Koster di Denpasar, Jumat (13/6/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang