Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gelar Upacara Mecaru Usai WN Kanada Menari Telanjang di Gunung Batur Bali

Kompas.com, 4 Mei 2022, 17:23 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BANGLI, KOMPAS.com - Warga Desa Adat Batur, Kintamani, Bangli, Bali, mengelar upacara mecaru atau pembersihan di puncak Gunung Batur, Rabu (4/5/2022).

Upacara tersebut digelar usai warga negara asing (WNA) asal Kanada inisial JDC (34), menari telanjang di gunung yang disucikan warga setempat.

Aksi tak senonoh yang dilakukan aktor pengisi suara film animasi di Netflix tersebut dianggap telah menodai kesucian Gunung Batur.

Baca juga: WNA Kanada Menari Telanjang di Gunung Batur Bali, Kemenkumham: Ternyata Aktor di Netflix

Penyarikan (Ketua Adat) Desa Batur, Guru Wayan Asta mengatakan, perbuatan WNA yang menari telanjang di Gunung Batur telah membuat masyarakat Desa Adat Batur resah.

Sehingga perlu dilakukan upacara pembersihan untuk mengembalikan kesucian Gunung Batur, agar hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa kembali berjalan harmonis.

"Tadi kita mengelar mecaru terkait turis yang melakukan hal tidak biasa (menari telanjang)," kata Asta saat dihubungi pada Rabu.

Ia mengatakan, upacara mecaru dapat digelar setelah pihak tokoh agama Pura Ulun Batur menentukan hari baik yang jatuh pada Rabu Kliwon, hari ini.

Ritual tersebut mempersembahkan 5 ekor ayam berwarna putih, hitam, kuning, putih dan merah serta 1 ekor bebek.

Baca juga: WNA Kanada Alami Trauma Usai Video Tarian Telanjangnya di Gunung Batur Viral

Beberapa ekor hewan kurban tersebut diletakan sesuai arah mata angin.

"Kami berkeyakinan dengan upacara keseimbangan (tuhan, alam dan manusia) normal kembali, dan kita berharap tidak ada hal buruk ke depan yang terjadi, semua kembali baik seperti ada kalanya," katanya.

Asta mengatakan, seluruh biaya upacara mecaru diperoleh dari dana sukarela warga desa adat.

Para warga juga tidak ingin menuntut JDC untuk menganti rugi biaya upacara tersebut atas perbuatannya.

"Kami hanya melaksanakan apa yang menjadi keresahan kami. Kami tidak menuntut biaya karena kami juga di sini ikhlas secara gotong royong," katanya.

Baca juga: Video Viral Perempuan WNA Berpose Telanjang di Pohon Keramat Berusia Ratusan Tahun di Bali

Sebelumnya diberitakan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Bali melalui Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar telah mengamankan JDC, WNA asal Kanada setelah video yang mempertontonkan dirinya menari telanjang di Gunung Batur viral di media sosial hingga mendapat kecaman dari warga Bali.

Dalam pengakuannya, pria yang juga tercatat sebagai bintang iklan dan terapis psikolog di negara asalnya, ini menari telanjang di Gunung Batur karena terinspirasi tarian Haka dari suku Maori di Islandia Baru.

Saat ini, JDC mendekam di Rudenim Imigrasi Kelas I TPI menunggu jadwal deportasi dari Indonesia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Denpasar
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Denpasar
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau