Editor
KOMPAS.com - I Nyoman Sukena (38), warga Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali terpaksa berurusan dengan polisi karena kedapatan memelihara empat ekor landak jawa.
Ia bahkan harus menjalani sidang di PN Denpasar pada Kamis (5/9/2024). Saat keluar dari ruang sidang, Sukena disambut pelukan dan tangis sang istri.
Pria 38 tahun itu pun tumbang di depan pintu ruang sidang Tirta PN Denpasar dan beberapa petugas serta keluarga memapahnya menuju mobil tahanan.
Sukena terlihat histeris sambil menangis saat dibawa petugas, sementara istrinya jatuh pingsan.
Baca juga: Kronologi Nyoman Sukena Diadili gara-gara Pelihara Landak Jawa Milik Sang Mertua
Sidang kasus landak jawa ini dihadiri ratusan kerabat dan tetangga terdakwa dari Banjar Karang Dalam 2, Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali.
Terdakwa adalah I Nyoman Sukena yang diketahui telah memelihara 4 ekor landak jawa sejak beberapa tahun yang lalu.
Nyoman Sukena ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Bali karena memelihara hewan yang dilindungi.
Dalam ruang sidang, ratusan warga dari Bongkasa memenuhi ruang sidang untuk memberikan dukungan secara moril terhadap Nyoman Sukena.
Nyoman Sukena tidak menyangka, hewan peliharaan kesayangannya ternyata bisa membawa dirinya sampai ke ruang sidang di PN Denpasar.
Sementara hewan peliharaan Landak Jawa itu sudah disita oleh petugas dari BKSDA Bali.
Baca juga: Nyoman Sukena Ditangkap karena Pelihara Landak Jawa, Terancam 5 Tahun Penjara
Sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Ida Bagus Barmadewa Patiputra dengan anggota Gede Putra Astawa dan Aripathi Nawaskara dengan agenda pemeriksaan saksi.
Dua saksi dihadirkan JPU, mereka adalah Gusti Agung Rai Astawa dari Banjar Karangdalam 2 yang juga tetangga Sukena. Sementara saksi lainnya adalah saksi ahli dari BKSDA Bali Suhendarto.
Menurut Agung Rai Astawa, ia dipanggil ke rumah Sukena untuk menyaksikan proses pemeriksaan dan penyitaan landak jawa itu.
Saat itu saksi dihubungi oleh kakak kandung terdakwa. Saksi juga menerangkan jika di rumah terdakwa terdapat empat ekor landak dan beberapa jenis burung lainnya.
"Di Desa Bongkasa, landak itu banyak dan menjadi hama. Banyak tanaman kelapa yang baru dimakan sama landak," ujarnya.