DENPASAR, KOMPAS.com - I Wayan Koster, Gubernur Bali periode 2018-2023 kembali memimpin untuk periode keduanya.
Ia bersama pasangannya, wakil gubernur terpilih Bali, I Nyoman Giri Prasta, akan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada Kamis (20/2/2025).
Pria kelahiran Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, pada 20 Oktober 1962 ini memiliki latar pendidikan yang cukup cemerlang.
Dia bersekolah di SD Nomor 1 Sembiran pada tahun 1975, lalu melanjutkan pendidikannya di SMP Bhaktiyasa pada tahun 1978 dan SMA Negeri 1 Singaraja pada tahun 1981.
Baca juga: Pakai Kaus Polo, Khofifah, Ahmad Luthfi, hingga Wayan Koster Ikuti Pengarahan di Monas
Setelah itu, Koster melanjutkan studinya di Institut Teknologi Bandung dengan gelar sarjana matematika pada tahun 1987, kemudian S2 di STIE International Golden Institute Jakarta pada tahun 1995, dan S3 di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 1999.
Koster mengawali karier dengan bekerja sebagai peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depdikbud.
Ia juga pernah menjadi dosen tidak tetap di beberapa universitas terkemuka, seperti Universitas Pelita Harapan, Universitas Tarumanegara, Universitas Negeri Jakarta, hingga di sebuah lembaga ekonomi.
Koster lalu mengawali kariernya di dunia politik sebagai Staf Ahli Kelompok Fraksi (POKSI II F) PDI-P pada 2003-2004.
Ia kemudian terpilih sebagai anggota DPR dengan daerah pemilihan (dapil) Bali pada 2004.
Karier politiknya makin meningkat hingga dirinya menjadi anggota DPR pada periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.
Selama di Senayan, Koster akrab dengan Komisi X yang membidangi Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Pariwisata, serta Kesenian dan Budaya.
Ia kemudian mundur dari anggota DPR RI pada 2018.
Koster maju dalam Pilkada Bali berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati.
Baca juga: Koster Siap Ikut Retret Kepala Daerah Terpilih yang Digelar Prabowo
Mereka terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bali dengan perolehan 57,68 persen suara.
Selama lima tahun kepemimpinannya, Koster meluncurkan berbagai kebijakan dan program unggulan.
Salah satunya adalah penataan Kawasan Suci Pura Besakih, sebuah implementasi dari visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali dalam Bali Era Baru”.
Program penataan ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan kebersihan bagi para pengunjung, tetapi juga meningkatkan citra Pura Besakih sebagai destinasi wisata spiritual dan budaya yang terkemuka di Bali.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang