"Datuk (kakek) kami sering menyajikan menu ini saat berbuka. Kami ingin mengembalikan momen itu dan bernostalgia ke zaman dulu," ujarnya lagi.
Kata Reza, buka bersama dengan bubur kajanan akan digelar selama Ramadhan hingga buka puasa pada hari terakhir.
Pada Ramadan tahun ini, pengurus Masjid Agung Jamik Singaraja memasak sebanyak tujuh kilogram bubur kajanan yang bisa disajikan hingga 300 porsi setiap hari.
Baca juga: Nestapa Luh Suci, Suami dan Anaknya Tewas dalam Kecelakaan Beruntun di Jalur Gitgit Buleleng
Bubur itu akan dibagikan ke warga yang berbuka bersama di masjid. Serta untuk warga sekitar yang datang untuk dibawa pulang.
Reza mengungkapkan, pihaknya sempat merekonstruksi untuk menemukan resep pembuatan hingga penyajian bubur kajanan. Pihaknya menggali informasi dari para tetua di kampung. Sebab, menu tersebut sudah lama tidak pernah dimasak.
"Tahun lalu sempat direkonstruksi resepnya dari tetua-tetua kami di sini. Memang konon resep bubur ini memang dibawa oleh pedagang arab leluhur kami," katanya.
"Tekstur dan rasanya lebih ke makanan di Timur. Namun tetap ada ciri khas rasa rempah yang kuat,” sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.