Tari Pendet yang disebut juga Tari Bhatara atau Bhatari adalah sebuah tari tradisional Bali yang digunakan sebagai persembahan untuk para leluhur.
Tari Pendet dipentaskan di halaman pura, menghadap ke sebuah palinggih, dimana Bhatara dan Bhatari distanakan.
Tari Pendet dibawakan oleh penari wanita berpakaian adat, yang masing-masing membawa sebuah bokor atau canang sari.
Pada bagian akhir, para penari akan meletakkan semua barang bawaan ini di palingih dan bunga-bungaan ditaburkan sebagai simbol penghormatan.
Tari Rejang adalah tarian upacara keagamaan yang diselenggarakan di pura, merajan atau sanggah.
Penarinya adalah laki-laki dan perempuan yang diiringi dengan tabuh gegaboran.
Tari Rejang memiliki bermacam-macam bentuknya seperti Rejang Dewa, Rejang Renteng, Rejang Bengkol, Rejang Regong, Rejang Lilit, dan lain-lain.
Iringan Tari Rejang terdiri dari beberapa gabor, seperti Gabor Longgor, Gabor Selisir, Gabor Bebancangan, dan Gabor Ganjur.
Bagian terakhir Tari Rejang biasanya dilanjutkan dengan tari perang, dan diakhiri siratan Tirtha (air suci) dari Sang Sulinggih.
Tari Barong merupakan tari tradisional yang menggunakan topeng dan dilakukan oleh dua laki-laki.
Satu penari akan memainkan bagian kepala Barong, dan satunya lagi berada di bagian ekor Barong.
Badan barong terbuat dari bahan kulit dan berhiaskan ukiran khas Bali, sementara bagian bulunya terbuat dari serat ijuk dan ada pula dari bulu burung gagak.
Tari Barong menceritakan perseteruan antara kebijakan yang disimbolkan dengan barong dan kejahatan yang simbolkan oleh sosok rangda.