Tari Cendrawasih ditarikan oleh dua orang penari perempuan. Salah satu penari berperan sebagai burung Cendrawasih betina dan seorang penari lainnya berperan sebagai burung Cendrawasih jantan.
Kedua penari tidak akan naik panggung secara bersamaan melainkan satu persatu.
Penari burung Cendrawasih betina akan naik panggung terlebih dahulu, kemudian disusul dengan penari burung Cendrawasih jantan di tengah pertunjukan.
Tari Cendrawasih diiringi dengan gamelan Bali dan beberapa alat musik tradisional Bali lainnya, seperti rindik, cengceng, dan genggong.
Baca juga: Tari Pendet: Asal, Sejarah, dan Gerakan
Dalam setiap tabuhan musik pengiringnya akan selalu selaras dengan gerak tubuh penari.
Ekspresi wajah, terutama gerak mata, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari irama musik pengiringnya.
Penari Tari Cendrawasih akan menggunakan tata rias yang mirip dengan bentuk tubuh burung Cendrawasih.
Untuk busana atasan menggunakan kemben, sedangan busana bawahan menggunakan rok panjang dengan motif keemasan.
Aksesoris yang digunakan adalah mahkota dengan ornamen jambul bergaya panji, gelang bahu, dan kalung emas.
Tata rias utama untuk penari Tari Cendrawasih adalah terletak di bagian mata, dimana tata rias ini untuk membentuk bola mata terlihat besar.
Karena bola mata merupakan bagian yang menarik dari gerakan tarian ini.
Properti yang digunakan dalam Tari Cendrawasih adalah selendang atau sampur berwarna cerah.
Baca juga: Tari Barong Asal Bali: Cerita, Properti, dan Fungsi
Selendang juga menganalogikan sayap burung Cendrawasih, selendang akan selalu dimainkan selama tarian ini berlangsung.
Letak selendang di bagian pinggang dan menjuntai hingga ke bawah.
Sumber:
disbud.bulelengkab.go.id dan jadesta.kemenparekraf.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.