Taman Ujung memiliki tiga kolam yang berada dalam satu lokasi, namun letak kolam terpisah antara satu dengan yang lainnya.
Satu kolam berada di bagian selatan dan dua kolam lainnya berada di bagian utara.
Baca juga: Pesona Tirta Gangga Memukau Peserta Take Me Anywhere 3
Kolam di bagian selatan terdapat bangunan tanpa dinding, yaitu Bale Bengong. Bangunan ini terdapat di tengah kolam.
Sementara, kolam bagian utara terdapat jembatan untuk melintasi kolam. Pada bagian tengah jembatan terdapat bangunan yang dulu digunakan sebagai peristirahatan raja Karangasem.
Bentuk peristirahatan terlihat menggantung sehingga oleh masyarakat dikenal istana gantung.
Luas kolam utara lebih besar dibandingkan kolam selatan.
Taman Ujung memiliki arsitektur perpaduan gaya Eropa dan Bali.
Ciri khas arsitektur Eropa terdapat pada kaca warna warni di bangunan peristirahatan raja, hal ini mirip dengan gereja yang terdapat di Eropa.
Dari tempat peristirahatan raja, pengunjung dapat melihat kolam dengan bunga lotus berwarna putih dan merah.
Bangunan Taman Ujung ini juga kerap digunakan sebagai foto pre wedding.
Sayangnya, saat ini bangunan Taman Ujung tidak sesuai dengan aslinya. Hal ini terkait dengan peristiwa sejarah yang terjadi di wilayah ini.
Seperti, penjajahan Jepang yang terjadi di Bali. Kemudian, Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963. Hal tersebut menyebabkan Taman Ujung mengalami kerusakan parah.
Baca juga: 5 Aktivitas di Kebun Raya Bali, Bisa Barbeque di Depan Danau Beratan
Sejak saat itu, Taman Ujung tidak mendapatkan perawatan. Baru pada tahun 2000, Puri Karangasem dan Pemerintah Kabupaten Karangasem melakukan perbaikan tanpa merubah bentuk asli.
Bagi pengunung yang ingin menikmati keindahan Taman Ujung akan dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp 10.000.
Pengunjung yang membawa kendaraan roda empat akan dikenakan tarif parkir sebesar Rp 5.000.