Terdapat beberapa ciri khas dalam Kalender Saka Bali yang membedakannya dengan kalender lainnya.
Seperti dalam Kalender Saka, pergantian hari biasanya dimulai ketika matahari terbit.
Kemudian nama-nama hari dibagi berdasar pada jumlah hari dalam seminggu yang disebut wewaran.
Selain itu, terdapat selisih dalam penanggalan dalam perhitungan luni-solar ini, karena 1 hari candra tidak sama dengan 1 hari surya.
Seperti setiap 63 hari (9 wuku) terdapat satu hari surya yang nilainya sama dengan dua hari candra yang dinamakan pangunalatri.
Selanjutnya dalam Kalender Saka Bali, pekan atau minggu merujuk pada Saptawara atau Padinan yang terdiri dari tujuh hari.
Ada dua penamaan pekan dalam Kalender Bali yaitu wuku dan ingkel.
Dalam satu siklus wuku (pakuwon) terdapat 210 hari, sementara dalam satu siklus ingkel terdapat 42 hari. Sehingga satu siklus pakuwon sama dengan lima siklus ingkel.
Adapun 1 bulan candra (sasih) panjangnya juga tidak sama dengan 1 hari surya.
Karena sistem ini juga, Kalender Saka Bali hanya memiliki bulan kabisat yang bernama nampih sasih untuk menyelaraskan antara penanggalan surya dengan penanggalan candra.
Bulan kabisat dalam Kalender Saka Bali akan disisipkan setelah bulan Desta dan Kesada.
Sumber:
v2.karangasemkab.go.id
edusainsa.brin.go.id
p2k.unkris.ac.id