Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Agung, Gunung Api Tertinggi di Pulau Bali yang Disakralkan

Kompas.com, 24 Januari 2023, 18:21 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Dilansir dari laman Institut Seni Indonesia Denpasar, Gunung Agung pada masa Bali kuno disebut Gunung Tohlangkir yang merupakan stana Mahadewa dan Hyang Putra Jaya.

Pada kisah Ramayana Kisikinda Parwa, Gunung Agung disebut Udaya Parwata.

Dilansir dari laman jabar.tribunnews.com, terdapat cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi tentang legenda Gunung Agung.

Dalam legenda tersebut Gunung Agung dipercaya merupakan bagian Gunung Mahameru di India.

Dikisahkan pada zaman dahulu sebagian Gunung Mahameru diangkat oleh para dewa yang kemudian jatuh di tiga tempat.

Potongan yang jatuh di kawasan Jawa berubah menjadi Gunung Semeru, potongan kedua yang jatuh di Bali membentuk Gunung Agung, dan potongan yang terakhir jatuh di Pulau Lombok menjadi gunung Rinjani.

Gunung-gunung menjadi tali pengikat pulau-pulau yang semula tampak mengambang bagaikan perahu tanpa kemudi di atas lautan lepas agar menjadi lebih stabil.

Masyarakat Hindu di Bali juga menganggap Gunung Agung sebagai tempat yang suci karena dipercaya sebagai tempat bersemayam Sanghyang Widhi Wasa dengan semua manifestasi-Nya.

Di lereng gunung ini juga terdapat Pura Penataran Agung linggih Ida Bhatara Gunung Agung yang merupakan salah satu kahyangan jagad.

Pura Penataran Agung linggih Ida Bhatara Gunung Agung berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan dibangun dengan luas kurang lebih satu hektar.

Aturan Mendaki Gunung Agung

Gunung Agung juga menjadi salah satu gunung yang menjadi tujuan favorit para pendaki.

Namun karena gunung ini menjadi tempat yang disakralkan oleh masyarakat terutama umat Hindu, maka terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan oleh pendaki.

Dilansir dari laman Tribunnews.com, pendaki Gunung Agung tidak hanya harus menjaga kebersihan dan kelestarian alam.

Salah satunya pendaki Gunung Agung dilarang membawa logistik yang mengandung daging sapi karena sapi merupakan hewan yang disucikan oleh umat Hindu.

Selain itu, pendaki juga dianjurkan membawa makanan dengan jumlah genap.

Pendaki juga dilarang mengambil air sembarangan, karena beberapa mata air di Gunung Agung merupakan mata air yang disucikan.

Untuk mengambilnya, diharuskan melakukan persembahyangan terlebih dahulu baik oleh pendaki atau diwakili oleh pemandu.

Aturan lain adalah dilarang mendaki dalam keadaan tidak suci seperti pada masa datang bulan bagi wanita dan pada masa berkabung karen anggota keluarganya baru saja meninggal.

Sumber:
vsi.esdm.go.id  
gln.kemdikbud.go.id  
tourism.karangasemkab.go.id  
jabar.tribunnews.com  
tribunnews.com 
kompas.com (Penulis : Nur Fitriatus Shalihah, Editor : Rizal Setyo Nugroho)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau