Dilansir dari laman Institut Seni Indonesia Denpasar, Gunung Agung pada masa Bali kuno disebut Gunung Tohlangkir yang merupakan stana Mahadewa dan Hyang Putra Jaya.
Pada kisah Ramayana Kisikinda Parwa, Gunung Agung disebut Udaya Parwata.
Dilansir dari laman jabar.tribunnews.com, terdapat cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi tentang legenda Gunung Agung.
Dalam legenda tersebut Gunung Agung dipercaya merupakan bagian Gunung Mahameru di India.
Dikisahkan pada zaman dahulu sebagian Gunung Mahameru diangkat oleh para dewa yang kemudian jatuh di tiga tempat.
Potongan yang jatuh di kawasan Jawa berubah menjadi Gunung Semeru, potongan kedua yang jatuh di Bali membentuk Gunung Agung, dan potongan yang terakhir jatuh di Pulau Lombok menjadi gunung Rinjani.
Gunung-gunung menjadi tali pengikat pulau-pulau yang semula tampak mengambang bagaikan perahu tanpa kemudi di atas lautan lepas agar menjadi lebih stabil.
Masyarakat Hindu di Bali juga menganggap Gunung Agung sebagai tempat yang suci karena dipercaya sebagai tempat bersemayam Sanghyang Widhi Wasa dengan semua manifestasi-Nya.
Di lereng gunung ini juga terdapat Pura Penataran Agung linggih Ida Bhatara Gunung Agung yang merupakan salah satu kahyangan jagad.
Pura Penataran Agung linggih Ida Bhatara Gunung Agung berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan dibangun dengan luas kurang lebih satu hektar.
Gunung Agung juga menjadi salah satu gunung yang menjadi tujuan favorit para pendaki.
Namun karena gunung ini menjadi tempat yang disakralkan oleh masyarakat terutama umat Hindu, maka terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan oleh pendaki.
Dilansir dari laman Tribunnews.com, pendaki Gunung Agung tidak hanya harus menjaga kebersihan dan kelestarian alam.
Salah satunya pendaki Gunung Agung dilarang membawa logistik yang mengandung daging sapi karena sapi merupakan hewan yang disucikan oleh umat Hindu.
Selain itu, pendaki juga dianjurkan membawa makanan dengan jumlah genap.
Pendaki juga dilarang mengambil air sembarangan, karena beberapa mata air di Gunung Agung merupakan mata air yang disucikan.
Untuk mengambilnya, diharuskan melakukan persembahyangan terlebih dahulu baik oleh pendaki atau diwakili oleh pemandu.
Aturan lain adalah dilarang mendaki dalam keadaan tidak suci seperti pada masa datang bulan bagi wanita dan pada masa berkabung karen anggota keluarganya baru saja meninggal.
Sumber:
vsi.esdm.go.id
gln.kemdikbud.go.id
tourism.karangasemkab.go.id
jabar.tribunnews.com
tribunnews.com
kompas.com (Penulis : Nur Fitriatus Shalihah, Editor : Rizal Setyo Nugroho)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.