KOMPAS.com - Gunung Batur adalah sebuah gunung api yang berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
Puncak Gunung Batur berada di ketinggian 1.717 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Baca juga: Gunung Prau, Gunung di Jawa Tengah yang Memanjakan Pendaki
Gunung Batur merupakan gunung api aktif bertipe strato dengan kawahnya yang berada di dalam kaldera.
Oleh masyarakat Bali, terutama umat Hindu mempercayai keberadaan Gunung Batur tak terlepas dari Gunung Agung.
Baca juga: Gunung Agung, Gunung Api Tertinggi di Pulau Bali yang Disakralkan
Gunung Agung dianggap perwujudan Purusha (laki-laki) dan Gunung Batur dianggap sebagai wujud Pradhana (perempuan).
Geopark Batur juga menjadi Geopark Global pertama di Indonesia yang diakui oleh Global Geopark Networks (GCN) yang sekarang bernama UNESCO Global Geopark (UGG)
Baca juga: Ranu Kumbolo, Pesona Danau di Jalur Pendakian Gunung Semeru
Dilansir dari laman Badan Geologi, pembentukan Gunung Batur dan kalderanya dimulai dengan pertumbuhan kerucut gunung api purba dengan ketinggian 300 m di atas muka laut.
Kemudian sekitar 29.300 tahun yang lalu terjadi letusan awan panas yang mengandung batu apung berkomposisi dasit, setelah letusan tersebut terjadilah amblasan pada bagian atas kerucut yang membentuk Kaldera Batur I, dengan G. Ambang sebagai sisa tubuh kerucut purba.
Letusan besar kedua terjadi sekitar 20.150 tahun yang lalu dengan komposisi yang sama dengan yang pertama, yang diikuti dengan pembentukan beberapa kerucut dan kubah seperti Gunung Payang dan Gunung Bungbulan.
Amblasan kedua terjadi dan membentuk Kaldera Batur II dengan kerucut Gunung Payang dan Gunung Bungbulan ikut amblas hampir separuhnya.
Aktivitas kalera purba ditandai dengan pertumbuhan kerucut Gunung Batur hingga saat ini yang diawali sekitar 5.000 tahun yang lalu oleh pembentukan kerucut berkomposisi basal sampai andesit basalan.
Sebagai gunung api aktif, Gunung Batur masih kerap menunjukkan aktivitas vulkanis di puncaknya.
Catatan sejarah letusan Gunung Batur dimulai pada tahun 1804 dan 1821 dengan kejadian erupsi di kawah utama.
Kemudian pada tahun 1849 dan 1888 terjadi erupsi dengan aliran lava mengalir hingga ke danau.
Pada 1897 aktivitas kembali teramati dengan terjadinya erupsi Gunung Batur di kawah utama.