Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Dokter Gigi yang Aniaya Staf Karen's Diner Bali Tak Tahu Konsep Pelayanan Restoran

Kompas.com - 20/05/2023, 10:34 WIB
Pythag Kurniati

Editor

BALI, KOMPAS.com - Polisi menyebutkan bahwa dokter gigi berinisial KT (39) yang diduga menganiaya staf Karen's Diner Bali tidak mengetahui konsep pelayanan restoran tersebut.

KT pun emosi dengan omongan staf berinisial P (23) dan menganiaya korban.

"Si terlapor (KT) enggak tahu aturan di Karen's Diner, kira-kira begitu," kata Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kura Utara Kompol Made Pramasetia, Jumat (19/5/2023).

Baca juga: Kasus Dokter Gigi Diduga Aniaya Staf Karens Diner Bali Berakhir Damai

Bermula janjian dengan teman

Pramasetia menjelaskan, kasus itu bermula ketika KT dan rekannya janjian untuk makan siang pukul 14.00 Wita di restoran berkonsep pelayanan judes itu.

Mengetahui bahwa KT belum mengetahui konsep restoran, sang kawan yang lebih dulu datang menelepon KT.

Di telepon sang kawan meminta pada KT untuk menyiapkan mentalnya.

"Si terlapor (KT) ini jam setengah tiga belum sampai di tempat makan. Ditelepon oleh temannya dan dia juga sudah diingatkan jangan terkejut nanti dan siapkan mental," kata Pramasetia.

Baca juga: Kronologi Staf Karens Diner Bilang Muka Datar ke Dokter yang Picu Penganiayaan

Emosi disebut muka datar

Lantaran KT tak kunjung datang, pada pukul 15.00 Wita, sang teman menelepon lagi.

Kali ini yang berbicara adalah korban berinisial P, salah satu staf restoran itu.

"Karena belum datang juga ditelepon kembali oleh temannya, yang bicara langsung staf Karen's. Langsung menyampaikan, berdasarkan keterangan mereka, 'Lu lagi di mana, lama sekali lu enggak datang', kira-kira begitu. 'Mukamu datar lagi'," kata Pramestia menirukan ucapan staf Karen's.

Baca juga: Bukan karena Gelar Tak Disebut, Dokter Ini Marah Dibilang Mukanya Datar oleh Staf Karens Diner

Kepada polisi ketika dimintai keterangan, KT mengaku emosi dengan ucapan korban P yang sama sekali tidak mengenalnya.

Setibanya di restoran itu, KT langsung melabrak P dan menanyakan tujuannya menelepon dengan kata-kata yang tak sopan.

P selanjutnya menjelaskan mengenai prosedur standar operasi (standard operating procedure/SOP) di restoran itu, dengan tetap bergaya judes.

KT yang masih emosi lalu membanting lembaran SOP itu ke lantai. Sejumlah staf lalu menenangkan KT.

Korban kemudian tetap memakai SOP restoran tersebut, dan tetap menawarkan menu makanan.

KT semakin emosi dan melakukan penganiayaan dengan menarik rambut korban sampai rontok.

Berdamai

Video penganiayaan itu kemudian viral di media sosial. Korban P juga melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polsek Kuta Utara.

Namun, kemudian kedua pihak bertemu dan memilih menyelesaikan persoalan tersebut secara damai.

Baca juga: Kasus Penganiayaan Santri di Magetan, Polisi Periksa 6 Orang

"Berdasarkan pemeriksaan, para pihak memang berkeinginan untuk masalah ini tidak melebar, kemudian saling menyadari ada kekeliruan atau kesalahpahaman, ini yang mendasari. Jadi tidak ingin memicu permusuhan yang mungkin hal lain, mereka intinya ingin menyelesaikan secara kekeluargaan," kata Pramasetia.

Terlapor KT mengaku bersedia menanggung biaya pengobatan medis sampai korban sembuh.

Pramasetia mengatakan, keduanya juga telah mengajukan upaya restorative justice.

"Ada poin juga kalau si terlapor (KT) siap mendampingi si korban kalau merasa sakit secara fisik atau psikis siap mendampingi sampai kondisinya benar-benar baik dan normal kembali. Itu penyampaian mereka agar kasus ini diselesaikan secara restorative justice," kata dia.

Baca juga: Ditangkap Polisi, Buronan Kasus Penganiayaan Ini Gigit Tangan Polwan hingga Terluka

Polisi kini masih mempelajari terkait layak tidaknya kasus tersebut diselesaikan melalui mekanisme restorative justice.

"Permohonan restorative justice sudah disampaikan ke kita dan sedang pelajari, kita juga sedang lengkapi syarat-syarat apakah restorative justice itu bisa dilaksanakan sementara masih proses nanti segera diajukan untuk memberikan kepastian hukum," kata dia.

Pelayanan Karen's Diner

Dilansir dari laman resmi restoran Karen's Diner, tempat makan tersebut menyuguhkan ciri pelayanan yang khas, yakni judes dan galak.

Beberapa staf memang tidak segan untuk mengeluarkan kata-kata tak sopan kepada pelanggan.

Meski demikian, dalam SOP-nya, mereka tidak boleh menghina orang-orang berkebutuhan khusus dan rasis.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Bali, Yohanes Valdi Seriang Ginta | Editor : Farid Assifa, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pekerja Seks Asal Bogor ke Bali untuk 'Open BO', Dibunuh Pelanggan, Mayatnya Disimpan Dalam Koper

Pekerja Seks Asal Bogor ke Bali untuk "Open BO", Dibunuh Pelanggan, Mayatnya Disimpan Dalam Koper

Denpasar
Paman Korban Ungkap Dugaan Kecemburuan Senior STIP di Balik Kematian Ponakannya: Dia Akan Dikirim ke China

Paman Korban Ungkap Dugaan Kecemburuan Senior STIP di Balik Kematian Ponakannya: Dia Akan Dikirim ke China

Denpasar
Wisatawan China Tewas saat 'Snorkeling' di Pantai Lovina Bali

Wisatawan China Tewas saat "Snorkeling" di Pantai Lovina Bali

Denpasar
Wanita yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper Baru 3 Hari Berada di Bali

Wanita yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper Baru 3 Hari Berada di Bali

Denpasar
Ayah Ungkap Sosok Putu Satria, Taruna STIP yang Tewas di Tangan Senior

Ayah Ungkap Sosok Putu Satria, Taruna STIP yang Tewas di Tangan Senior

Denpasar
Dari Kos, Pelaku Pembunuhan di Bali Bawa Koper Berisi Mayat Wanita

Dari Kos, Pelaku Pembunuhan di Bali Bawa Koper Berisi Mayat Wanita

Denpasar
Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Jimbaran Bali

Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Jimbaran Bali

Denpasar
Lagi, Kasus Mayat Dalam Koper, Terjadi di Bali dan Pelaku Sudah Ditangkap

Lagi, Kasus Mayat Dalam Koper, Terjadi di Bali dan Pelaku Sudah Ditangkap

Denpasar
Keluarga Menangis Saat Peti Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Tiba di Bali

Keluarga Menangis Saat Peti Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Tiba di Bali

Denpasar
Pengendara Motor Mabuk Tantang Polisi di Buleleng, Berakhir Ditangkap

Pengendara Motor Mabuk Tantang Polisi di Buleleng, Berakhir Ditangkap

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Denpasar
Polisi Gerebek Vila yang Diduga Jadi Pabrik Narkoba di Bali

Polisi Gerebek Vila yang Diduga Jadi Pabrik Narkoba di Bali

Denpasar
PDI-P Bali Usulkan 2 Nama untuk Dampingi Koster pada Pilkada 2024

PDI-P Bali Usulkan 2 Nama untuk Dampingi Koster pada Pilkada 2024

Denpasar
Koster Sebut Permintaan Maafnya Pernah Tolak Tim Israel Bukan karena Pilkada

Koster Sebut Permintaan Maafnya Pernah Tolak Tim Israel Bukan karena Pilkada

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com