DENPASAR, KOMPAS.com - Revitalisasi pasar tradisional merupakan salah satu program utama mantan Presiden RI Joko Widodo selama 10 tahun kepemimpinannya.
Hanya saja, tak sedikit pasar tradisional tersebut justru ditinggal pembeli dan pedagang setelah direvitalisasi.
Persoalan ini pun diakui oleh Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman.
"Kalau kita perhatikan program revitalisasi pasar tradisional menjadi pasar modern yang dilakukan oleh pemerintah sudah luar biasa banyak," kata Maman di Denpasar, Bali, pada Kamis (16/1/2025).
Baca juga: Pemerintah Akan Panggil Pengelola E-Commerce kerena Kenakan Pajak Tinggi ke UMKM
"Tetapi ada satu situasi yang ternyata setelah direvitalisasi menjadi pasar modern itu ternyata masih sepi. Betul tidak ini ada beberapa contoh kasus ini sepi," katanya.
Ia mengatakan, pasar sepi setelah direvitalisasi bukan karena daya beli masyarakat yang menurun.
Baca juga: Pasar Digital UMKM di Bali Bukukan Transaksi Rp105 miliar
Menurutnya, ada dua faktor yang menjadi pemicu permasalahan tersebut. Pertama, terkait judi online.
Berdasarkan laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), total uang masyarakat Indonesia terkait judi online mencapai Rp 900 triliun. Padahal, uang tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Baru dapat gaji misalnya seharusnya bisa dibelanjakan untuk beli makanan beli apa, tidak dibelikan dan dipakai untuk judi online, itu satu itu lain yah itu problem sosial," kata dia.
Kedua, adanya perubahan kultur belanja masyarakat. Di era digital saat ini masyarakat lebih senang belanja secara daring untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
"Dulunya belanja di pasar tradisional yang berubah menjadi pasar modern itu sudah bergeser sekarang. Itu belanja di media online. Mau beli sayur, mau beli beras mau beli daging, beli apapun dan sebagian besar sekarang pelan-pelan sudah mulai bergeser belum semuanya tapi sudah mulai bergeser," kata dia.
Karena itu, Maman mendorong Badan Usaha Milik Negera (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk segara membuat pasar digital atau e-commerce, khususnya di wilayah perkotaan.
Nantinya, pasar digital tersebut juga bisa dijadikan wadah bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan bisnisnya.
"Kita melihat pemerintah sudah bisa menginisiasi membuat pasar digital yang memang diinisiasi oleh mungkin BUMN kita atau BUMD kita," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang