DENPASAR, KOMPAS.com - Sejumlah sopir truk pengangkut sampah harus mengantre hingga tiga hari memasuki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Kota Denpasar, Bali.
Pantauan Kompas.com, pada Rabu (29/1/2025), sejumlah truk pengangkut sampah tersebut berjejer rapi kurang lebih 2 kilometer di sepanjang bahu Jalan Kura-Kura Bali.
Sementara, para sopir truk menyempatkan diri berbincang santai sesama kawan senasibnya sembari menunggu antrean.
Baca juga: Wali Kota Denpasar soal Sayembara Turunkan Hujan di TPA Suwung: Itu Jokes
Ada pula beberapa sopir truk yang membawa istri dan anaknya ke lokasi. Mereka menggelar tikar di bawah rindang pohon yang terletak di median jalan setempat.
Salah satu sopir truk, Bayu (25), mengatakan antrean ini terjadi karena akses jalan keluar- masuk ke TPA Suwung mengalami rusak dan licin selama musim penghujan.
Namun, kondisi semakin parah setelah alat berat untuk mengeruk sampah ada yang rusak.
"Ngantre hampir satu bulan seperti ini terus, dua minggu terakhir yang paling parah, alasannya jalan rusak, alatnya kadang rusak," kata dia di lokasi, Rabu.
Ia mengatakan beberapa rekan senasibnya ada memilih menginap agar bisa masuk ke TPA Suwung.
Sedangkan, dia dan rekan lainnya terpaksa pulang ke rumah apabila antrean melebihi jam operasional TPA Suwung.
Baca juga: Wali Kota Denpasar Minta Warga Simpan Sampah di Rumah Sementara Imbas Kebakaran TPA Suwung
Pengelola membatasi jam operasional pembuangan sampah ke TPA Suwung, yakni pukul 11.00 hingga Pukul 17.00 Wita.
"Baru datang, tiga hari (antre), kemarin pulang, (kalau tidur di lokasi) banyak nyamuk dan debu, kalau nginap rawan juga aki bisa hilang. Kalau ngga dapat, yah pulang bawa sampahnya lagi ke rumah. Besok lagi (datang antre)," kata dia
Salah sopir truk lainnya, Pak De (69), menilai pihak pengelola TPA Suwung tidak berlaku adil karena lebih mengutamakan truk Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) .
Padahal, mereka mengangkut sampah yang dikelola secara swakelola oleh pihak desa dan kelurahan di Kabupaten Badung dan Denpasar.
Baca juga: Relakan Tabungan Haji, Anggota Polres Salatiga Pilih Bangun TPA untuk Anak-anak
Puluhan ton sampah tersebut diangkut dari rumah tangga, hotel, dan restoran.
"Banyak kendala katanya jalan rusak tapi yang diutamakan DLHK badung dan denpasar, yang swakelola itu belakangan, anak tiri," kata dia.