Barulah kemudian Kinkin memindahkan desain ke kulit dengan menggunakan stensil atau alat bantu lain.
Sementara desain akan ditandai pada kulit dengan tinta khusus atau pensil tato.
"Selanjutnya jarum akan menusuk kulit dengan kecepatan tertentu untuk memasukkan tinta ke dalam lapisan kulit. Proses ini mungkin akan terasa nyeri atau tidak nyaman, tergantung pada area kulit dan tingkat sensitivitas masing-masing," terangnya.
Baca juga: Malu Disindir Anak, Linda Hapus Tato Kupu-kupu di Kakinya
Harga yang ditentukan ke kliennya beragam, mulai dari Rp 350 ribu sampai Rp 1 juta, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan.
Umumnya di Denpasar untuk desain medium, harganya mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 6 juta.
Sementara di area Kuta lebih mahal, yakni mencapai Rp 2 juta untuk ukuran kecil dan Rp 5 juta-Rp 10 juta ukuran medium.
Meski sebagian besar yang berkecimpung dalam dunia tato adalah laki-laki, Kinkin tidak pernah merasa minder.
Baginya, tato adalah bentuk ekspresi diri dan pengingat momen penting dalam hidup.
Menurutnya, hal yang terpenting bagaimana menghadapi stigma masyarakat.
"Seiring berjalannya waktu, banyak juga perempuan yang sekarang sudah berani untuk terjun ke dunia tato. Mungkin kadang masih dianggap remeh dengan beberapa kalangan. Puji Tuhan, orangtua saya sangat mendukung perkembangan hidup saya," ujar Kinkin.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang