DENPASAR, KOMPAS.com - Pariwisata Bali tengah menjadi sorotan. Berbagai persoalan yang muncul, membuat berbagai pihak mulai khawatir dengan keberlanjutan wisata Pulau Dewata ini.
Pendiri situs panduan perjalanan Lonely Planet, Tony Wheeler, bahkan menyampaikan bahwa dia tidak ingin ke Bali lagi.
Alasannya, karena kondisi kemacetan sudah tidak masuk akal. Tony mengaku tidak akan kembali sebelum persoalan itu dibereskan.
Baca juga: Pria asal Banyuwangi Rela Habiskan Uang Rp 10 Juta demi Sehotel dengan Timnas di Bali
Pada Minggu (1/6/2025) siang, berdasarkan pantauan Kompas.com di area wisata Kerobokan, kemacetan masih terjadi.
Kendaraan roda dua dan roda empat padat merayap.
Bahkan tidak sedikit pengendara sepeda motor yang melintas di atas trotoar.
Begitu pula di kawasan Canggu macet. Pergerakan kendaraan sangat lambat.
Para pengendara, terutama roda empat bisa sampai tidak bisa bergerak.
Tidak hanya di area wisata, pusat Kota Denpasar pun terjadi hal yang sama.
Khususnya di area Gatot Subroto dan Jalan Gunung Agung.
Begitu pula sebelumnya, kawasan Canggu macet, dipenuhi kendaraan.
Baca juga: Gubernur Koster: 400 Biro Perjalanan dan Sewa Mobil Dikuasai Warga Asing tapi Tak Berkantor di Bali
Gubernur Bali, I Wayan Koster mengakui pariwisata Bali memang sedang tidak baik-baik saja.
Berbagai masalah harus segera dituntaskan.
"Pariwisata kita sedang tidak baik-baik saja. Macet, sampah, vila ilegal, sopir liar, wisatawan nakal, semua ini harus kita tata. Tapi penataan harus dimulai dari hulu regulasi dan perizinan," kata Koster
Pernyataan itu disampaikan Koster dalam rapat darurat, di Jayasabha, Denpasar, Sabtu (31/5/2025).
Dia mengumpulkan seluruh kepala perangkat daerah dan instansi vertikal se-Bali.
Berdasarkan laporan yang dia peroleh, diketahui bahwa di Badung saja, ada sekitar 400 izin usaha sewa mobil dan biro perjalanan yang dikuasai orang asing.
"Banyak yang tidak punya kantor, tidak tinggal di Bali, tapi tetap bisa beroperasi. Ini jelas keterlaluan,” ungkap Koster.
Baca juga: Gubernur Koster: Saya Minta Produksi Air Minum Kemasan di Bawah 1 Liter Disetop
Dia juga menerima banyak keluhan dari masyarakat dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Kondisi itu semakin memojokkan masyarakat lokal di tanahnya sendiri.
Sebelumnya Imigrasi Denpasar mendeportasi WNA asal Nigeria, KUE (32), Senin, (26/5/2025). Dia terbukti terindikasi investor fiktif.
KUE ditangkap pada Senin, (19/5/2025), tepatnya pukul 13.00 WITA, di kawasan Pura Demak, Denpasar Barat.
“Dari hasil pemeriksaan awal, yang bersangkutan memiliki izin tinggal sebagai investor. Namun dalam pemeriksaan lanjutan, terungkap bahwa izin tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar, R. Haryo Sakt.
Baca juga: Pakar Perjalanan International Keluhkan Kemacetan di Bali, Koster: Tidak Semua Jalanan di Bali Macet
KUE disebut sebagai manajer di perusahaan PT VGIM FAMILY.
Namun ia tidak dapat menjelaskan struktur maupun kegiatan usaha perusahaan tersebut.
Dia diduga kuat melakukan pemalsuan perusahaan sebagai kedok untuk memperoleh izin tinggal.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang