Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi I Gusti Ketut Jelantik, Pahlawan Nasional Asal Bali yang Tiga Kali Berperang Melawan Belanda

Kompas.com - 10/03/2022, 14:24 WIB
William Ciputra

Editor

KOMPAS.com - I Gusti Ketut Jelantik merupakan sosok pahlawan nasional kebanggaan masyarakat Bali.

Semasa hidupnya, I Gusti Ketut Jelantik memimpin masyarakat Bali dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Tidak cuma sekali, perlawanan yang dilakukan I Gusti Ketut Jelantik sampai tiga kali.

Ketiga perlawanan itu adalah Perang Bali I, Perang Jagaraga, dan Perang Bali III.

Perang-perang tersebut terjadi dalam kurun waktu antara tahun 1846-1849.

Profil I Gusti Ketut Jelantik

I Gusti Ketut Jelantik lahir pada tahun 1800 di Tukadmungga, Buleleng, Bali

Tidak banyak catatan mengenai masa muda I Gusti Ketut Jelantik ini.

Namun dalam satu keterangan disebutkan I Gusti Ketut Jelantik saat muda sering berkunjung ke Desa Kalibukbuk.

Di desa itu terdapat sebuah kerajaan kecil dengan aktivitas utama masyarakatnya yaitu bertani.

I Gusti Ketut Jelantik bersama keluarga kecilnya tinggal di sana dan bekerja sebagai petani.

Produktivitas pertanian I Gusti Ketut Jelantik cukup tinggi, sehingga dia mampu membangun pura yang bernama Pura Bukit Sari.

Lambat laun ketokohan I Gusti Ketut Jelantik semakin dikenal oleh masyarakat luas.

Hingga pada tahun 1828, I Gusti Ketut Jelantik diangkat menjadi Patih Agung Kerajaan Buleleng Bali.

Perang Bali I

Memasuki tahun 1841, terjadi kesepakatan antara pemerintah Hindia Belanda dengan kerajaan lokal di Bali.

Namun kesepakatan itu ditentang oleh mayoritas masyarakat Bali, termasuk dari Kerajaan Buleleng.

Belanda akhirnya mendapat celah untuk menyerang Bali yaitu dengan mempermasalahkan hukum adat Tawan Karang.

Tawan Karang adalah hukum Bali untuk menguasai seluruh kapal yang karam di pesisir Bali.

Pertempuran antara masyarakat Bali dengan Belanda baru terjadi pada tahun 1846.

Peristiwa itu dikenal dengan nama Perang Bali I yang melibatkan puluhan ribu prajurit.

Di pihak Belanda, total ada 1.280 prajurit yang diangkut dengan 23 kapal perang.

Sedangkan dari pihak Bali yaitu Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Karangasem ada lebih dari 10.000 prajurit.

Dalam perang ini Belanda dapat menaklukkan ibu kota Singaraja, yang disusul penawaran damai dari pihak Karangasem dan Buleleng.

Batalion VII Belanda saat melakukan penyerangan ke Bali dalam Perang Bali I tahun 1846.Wikimedia Commons Batalion VII Belanda saat melakukan penyerangan ke Bali dalam Perang Bali I tahun 1846.
Perang Jagaraga

Perjanjian antara Belanda dengan Kerajaan Buleleng dan Karangasem pun disepakati.

Dalam perjanjian itu masyarakat Bali harus segera menyelesaikan segala kewajiban terhadap Hindia Belanda.

Hanya saja, umur perjanjian ini tidak lama. Perang kembali meletus yang dikenal dengan Perang Jagaraga atau Perang Bali II.

Disebut Perang Jagaraga lantaran I Gusti Ketut Jelantik bersama memusatkan benteng pertahanan di Jagaraga.

Perang Jagaraga terjadi pada tahun 1848. I Gusti Ketut Jelantik saat itu memimpin 16.000 prajurit Bali, termasuk 1.500 orang bersenjata senapan api.

Sementara dari pihak Belanda berjumlah 2.400 prajurit yang berasal dari berbagai daerah termasuk koloni Belanda di luar negeri.

Dalam pertempuran ini masyarakat Bali mampu memukul mundur pihak Belanda.

Tercatat sebanyak 200 orang prajurit Belanda tewas dan sisanya melarikan diri dengan kapal.

Perang Bali III

Kekalahan pada Perang Jagaraga membuat pemimpin militer Belanda mengundurkan diri dari jabatannya.

Namun, Belanda kembali menyusun pasukan untuk menyerang Bali agar tidak kehilangan reputasi.

Perang Bali III terjadi pada tahun 1849. Belanda terdiri dari 5.000 prajurit terlatih, 3.000 pelaut, dan 100 kapal.

Sementara masyarakat Bali berjumlah 33.000 prajurit yang dipimpin oleh I Gusti Ketut Jelantik dan Gusti Ngurah Made Karangasem.

Belanda yang sudah belajar dalam dua perang sebelumnya menyusun siasat yang berbeda.

Mereka memilih memusatkan serangan di Bali Selatan dengan mendarat di Dusun Padang dan menyerang Klungkung.

Selain itu, Belanda juga menjalin koalisi dengan Kerajaan Lombok yang dikenal bermusuhan dengan Buleleng.

Dalam Perang Bali III inilah I Gusti Ketut Jelantik dan Raja Buleleng gugur dalam pertempuran.

Sementara Penguasa Karangasem memilih untuk melakukan ritual bunuh diri.

I Gusti Ketut Jelantik meninggal dunia pada tahun 1849 di Perbukitan Bale Pundak, Gunung Batur, Kintamani, Bali.

Jasa-jasanya melawan Belanda membuatnya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 14 September 1993.

Sumber:
Tribunnewswiki.com
Kemsos.go.id
IKNPI.or.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal TNI Gunakan Istilah OPM, KSAD: Agar Anggota di Papua Tak Ragu Ambil Tindakan Tegas

Soal TNI Gunakan Istilah OPM, KSAD: Agar Anggota di Papua Tak Ragu Ambil Tindakan Tegas

Denpasar
Koster Minta Maaf Pernah Tolak Tim Israel dan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Koster Minta Maaf Pernah Tolak Tim Israel dan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Denpasar
Menparekraf: Ada Penumpukan Wisatawan di Bali Selatan

Menparekraf: Ada Penumpukan Wisatawan di Bali Selatan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Denpasar
Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Denpasar
WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

Denpasar
Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Denpasar
2 WNA di Bali Aniaya Pecalang, Tak Terima Ditegur untuk Kecilkan Suara Musik

2 WNA di Bali Aniaya Pecalang, Tak Terima Ditegur untuk Kecilkan Suara Musik

Denpasar
Oknum Perwira TNI di Bali Terseret 3 Kasus yaitu Perselingkuhan dan KDRT, Ditahan karena Perzinaan

Oknum Perwira TNI di Bali Terseret 3 Kasus yaitu Perselingkuhan dan KDRT, Ditahan karena Perzinaan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Kesal Hampir Diserempet, 2 Pria di Bali Aniaya Pelajar

Kesal Hampir Diserempet, 2 Pria di Bali Aniaya Pelajar

Denpasar
Ditabrak Bus di Bali, Turis Wanita Asal Belarus Tewas

Ditabrak Bus di Bali, Turis Wanita Asal Belarus Tewas

Denpasar
Perwira TNI di Bali yang Dilaporkan Istri Selingkuh Ditahan

Perwira TNI di Bali yang Dilaporkan Istri Selingkuh Ditahan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com