Para peziarah diberikan waktu 10 menit untuk berdoa. Penjaga makam, kata dia, juga akan mengumumkan penerapan prokes melalui pengeras suara secara berkala.
"Kita akan membuat spanduk imbauan prokes, kita kurangi waktunya berdoa cukup 10 menit saja. Kita masih takut meski keadaan (Covid-19) melandai gini, kita harus tetap taat pada prokes," kata dia.
Azizah, salah satu peziarah mengaku sangat bahagia saat mendengar pemakaman kembali dibuka.
Pasalnya, selama pandemi dia terpaksa mengurungkan niat untuk berziarah ke makam ayahnya.
"Senanglah sudah bisa berziarah lagi. Yang dimakamkan di sini bapak saya. Jadi, biasanya memang maksimal silaturahmi sebulan sekali, minimal seminggu sekali bisa mampir setiap malam Jumat," kata guru di salah satu SMP di Denpasar ini.
Perempuan berusia 30 tahun ini berziarah dengan dua anak, suami dan ibunya.
Baca juga: Polisi Buru Pemasang Spanduk Larangan Aksi Damai WN Ukraina atas Invasi Rusia di Bali
Ia berharap pemerintah bisa melonggarkan kegiatan Ramadhan dan Lebaran pada tahun ini karena rindu menikmati sahur "on the road" dan sembahyang ke masjid.
Selama dua kali Lebaran, ia hanya bisa beribadah di rumah akibat pandemi. Hal ini juga disebabkan kebijakan Kementerian Agama Kota Denpasar hanya mengizinkan laki-laki yang sembahyang ke masjid.
"Semoga ini semua cepat berlalu dan bisa berjalan seperti sedia kala dan normal, bisa tarawih, bisa ke makam tanpa khawatir terpapar corona" harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.