BULELENG, KOMPAS.com - Warga di Buleleng, Bali memilih beralih ke bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite usai harga Pertamax naik dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 per liter.
Pertamina diketahui telah menerapkan kenaikan harga tersebut di 16 provinsi, termasuk Bali mulai Jumat (1/4/2022).
Pantauan Kompas.com di SPBU Pertamina yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, tidak nampak antrean kendaraan yang hendak mengisi ulang bahan bakar.
Baca juga: Pengusaha Jepang Lirik Investasi Wisata Kesehatan di Bali
Namun ada perbedaan pada antrean pengguna sepeda motor. Tampak pengguna motor yang hendak mengisi Pertalite jumlahnya lebih banyak dibanding yang hendak mengisi Pertamax.
Salah seorang konsumen, Kadek Yoga mengaku terdampak dengan kenaikan harga Pertamax.
"Ya (terdampak). Saya pengguna Pertamax. Karena naik jadi Rp 12.500 saya ganti Pertalite. Selisihnya lumayan," ucap Yoga, Jumat.
Dia mengaku selama ini selalu memakai Pertamax. Namun pasca-penyesuaian harga baru itu, dia memutuskan bermigrasi ke Pertalite yang harganya di kisaran Rp 7.650 per liter.
"Gaji nggak memadai kalau beli Pertamax harga segitu. Apalagi saya kerjanya banyak di jalan dan tidak dapat uang transport," tuturnya.
Sementara itu konsumen lainnya, Pande Wismaya mengaku tetap akan memakai Pertamax meski harganya naik. Hal ini terkait dengan spesifikasi motornya.
"Kompresi mesin motor saya 12:1. Setahu saya dari ilmu otomotif, wajib memakai Pertamax. Ya masih pakai, daripada mesin jebol," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.