JT kemudian berinisiatif untuk mengunggah kejadian yang menimpa kedua adiknya itu ke media sosial hingga mendapat perhatian dari warganet.
Dia sengaja mengangkat kejadian tersebut di media sosial agar kelangkaan VAR di faskes milik pemerintah segara ditangani.
Paling penting, lanjutnya, monyet yang diduga hewan peliharaan yang telah menyerang keduanya adiknya segara dikandangkan.
Apalagi di hari yang sama, JT mendengar anak dari tetangganya juga diserang oleh monyet tersebut.
"Biar monyetnya cepat ketangkap dan enggak ada korban lagi karena banyak anak-anak di perumahan saya," katanya.
Baca juga: Pria di Jember Kabur ke Bali Setelah Perkosa Anak Usia 13 Tahun
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bali I Nyoman Gede Anom membenarkan terkait kelangkaan stok vaksin di beberapa Faskes milik pemerintah di wilayah Badung.
"Di Badung ya masih kosong. Kalau ada koordinasi ke kami masih bisa kita (atasi) , kita ada stok tapi enggak ada laporan ke kita," Anom saat ditemui di Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung.
Anom mengatakan faskes swasta yang masih memiliki stok VAR karena diperoleh dengan cara membeli. Sehingga mereka mematok harga sekitar Rp 500.000 per dosis.
"Itu pihak swasta. Kalau kita gratis. Kalau di negeri drop dari Kemenkes. Kalau swasta ada yang membeli sendiri dan itu mahal, sekali suntik Rp 500 ribuan. Dan harus empat kali suntik," katanya.
Baca juga: Pecalang, Petugas Keamanan Tradisional yang Disebut Polisi Adat Bali
Ia meminta masyarakat yang terkena gigitan hewan penular rabies (HPR) segera ke Puskesmas terdekat lebih dahulu agar lekas mendapat pertolongan.
"Mohon disampaikan ke masyarakat kalau ada kena gigit hewan pertama ke puskesmas dulu," katanya.
Kasubag Tata Usaha BKSDA Bali, Prawono Meruanto mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan terkait kejadian monyet yang menyerang kedua siswa SD tersebut.
Namun, dia memastikan akan segara meminta petugas turun ke lokasi untuk mengecek keberadaan monyet tersebut.
"Saya akan segera mungkin minta teman-teman (petugas) merapat ke seputaran jimbaran untuk mengecek keberadaan monyet tersebut," kata dia melalui pesan suara Whatsapp pada Sabtu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.