Engeline terakhir kali terlihat oleh kakak angkatnya, Yvonne Mega W di depan rumahnya pada 16 Mei 2015. Namun hingga tiga hari, Engeline tak kunjung pulang.
Setelah engeline hilang, kakak angkat Angeline, Yvonne, membuat fan page di Facebook bernama "Find Engeline-Bali's Missing Child". Selain itu, keluarga juga melapor ke polisi.
Pada 19 Me 2015, tim pencari Engline memcari keberadaan bocah 8 tahun itu ke rumah keluarga kandungnya di Banyuwangi.
Polisi juga mengerahkan anjing pelacak untuk mengetahui arah perjalanan Engeline keluar rumah. Namun, anjing pelacak hanya berputar-putar di sekitar rumah.
Hilangnya Engeline menjadi perhatian banyak pihak.
Baca juga: Penumpang Kapal Berfoto Selfie di Depan Mobil Jenazah Angeline
Pada 5 Juni 2015, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi berkunjung ke rumah Engeline.
Namun, kedatangan Yuddy tidak disambut baik oleh keluarga Engeline. Dia justru dilarang masuk oleh satpam sewaan yang bertugas menjaga rumah Angeline.
Pada 6 Juni 2015 Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yambise juga mengunjungi rumah Engeline. Namun, lagi-lagi Margriet menolak untuk menemuinya.
Hingga akhirnya Engline ditemukan tewas di terkubur di halaman rumahnya di Jalan Sedap Malam pada Rabu (10/6/2022).
Mayat Engeline dikubur di kedalaman 1,5 meter di bawah pohon pisan dan ditutupi sampah. Saat digali, polisi menemukan mayat Engeline dalam kondisi membusuk dengan sebuah boneka.
Pelaku pembunuhan itu pun mengarah ke ibu angkatnya, Margriet dibantun pembantunya, Agus Tay.
Baca juga: Usai Disambut Mensos, Jenazah Angeline Diarak Ribuan Warga ke Pemakaman
Sebelum hilang, Engline sempat mengaku pusing karena belum makan.
“Angeline pendiam, pemurung, wajahnya sendu. Saya hampir setiap hari mengorek keterangannya, susah dia bicara, susah ngaku, tertutup. Terakhir sebelum hilang pernah mengeluh pusing karena belum makan, dan saya ajak pulang untuk makan di rumah (wali kelas),” kata Wijayanti, Rabu (3/6/2015).
Menurut Wijayanti, Engeline yang masuk sekolah siang hari sering terlambat. Selain itu badannya lusuh dan bau kotoran. Engelin pernah menangis dan mengaku harus memberi puluhan ayam, anjing dan kucing milik ibu angkatnya.
Engeline juga sering dimandikan dan rambutnya dicuci oleh gurunya karena tubuhnya kotor.
Baca juga: Selamat Jalan Angeline, Masyarakat Bali Mencintaimu
Engeline dibunuh pada 16 Mei 2015. Hal tersebut terungkap dari persidangan. Di hari kejadian, Margriet memukuli Engeline berkali-kali di bagian wajah dengan tangan kosong.
Akibatnya pukulan tersebut hidung dan telingan Engeline mengeluarkan darah.
Setelah itu Margriet menyuruh pembantunya, Agus Tay untuk menguburkan mayat Engeline dengan iming-iming uang Rp 200 juta.
Margriet pun menyuruh Agus untuk menyalakan rokok dan menyudutkannya ke tubuh Engeline.
Baca juga: Usai Disambut Mensos, Jenazah Angeline Diarak Ribuan Warga ke Pemakaman
Setelah dipastikan tewas, mayat Engeline dikubur ke lubang di dekat kandang ayam.
Atas kasus tersebut, Agus Tay divonis 12 tahun penjara dengan denda Rp 1 miliar (subsider 6 bulan penjara) pada Selasa, 2 Februari 2016.
Dua hari kemudian, Margriet dituntut dengan penjara seumur hidup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.