Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngembak Geni dan Maknanya bagi Umat Hindu di Bali

Kompas.com, 6 Maret 2023, 23:21 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Rangkaian pelaksanaan ritual Hari Raya Nyepi yang dirayakan umat Hindu di Bali akan diakhiri dengan Ngembak Geni.

Seperti diketahui, rangkaian upacara ritual Nyepi memiliki beberapa tahapan, yaitu Melasti, Tawur Kesanga, Nyepi atau Sipeng, dan Ngembak Geni.

 Baca juga: Pura Kahyangan Jagat di Bali: Lokasi dan Dewa yang Berstana

Ngembak Geni dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Nyepi, atau pinanggal ping kalih Sasih Kadasa Tahun Caka.

Ngembak Geni juga menjadi penanda berakhirnya catur brata penyepian yang telah dilaksanakan umat Hindu di Bali sehari sebelumnya.

 Baca juga: Pura Tirta Empul Tampak Siring, Gianyar: Harga Tiket, Jam Buka, dan Aturan Melukat

Apa itu Ngembak Geni?

Dilansir dari bali.tribunnews.com, istilah Ngembak Geni berasal dari dua kata yaitu nggembak dan geni.

Ngembak dalam bahasa setempat berarti terbuka atau bebas, sementara geni berarti api yang mempunyai sifat panas dan disebut sebagai lambang semangat.

Secara harfiah, Ngembak Geni berarti bebas menyalakan api, yang menandai waktu di mana umat Hindu di Bali bisa mulai beraktivitas seperti sedia kala.

 Baca juga: Upacara Melasti: Sejarah dan Maknanya

Adapun pada hari Ngembak Geni diharapkan memunculkan semangat baru setelah melakukan perenungan dengan landasan Catur Brata Penyepian yang sudah dijalankan sebelumnya.

Selain itu, umat Hindu juga memiliki pegangan untuk mulat sarira atau introspeksi diri, sehingga menjadi cemeti untuk menatap masa depan yang lebih baik agar terwujud hidup yang damai (shanti) dan sejahtera (jagadhita).

Hari Ngembak Geni juga dimanfaatkan sebagai momentum untuk menumbuhkan semangat baru dalam mengarungi hidup dan mencapai kehidupan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Tradisi pada Hari Ngembak Geni

Sementara dilansir dari laman sumsel.kemenag.go.id, Ngembak Geni dilakukan dengan memanjatkan doa untuk memohon semoga Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

Hal ini dilakukan agar Hyang Widhi Wasa menganugerahi jalan yang terang, terlepas dari kegelapan masa silam dan memiliki jiwa yang terang ketika memasuki tahun baru.

Tak heran jika hari Ngembak Geni kemudian dimanfaatkan para pemedek untuk melakukan persembahyangan kemudian dilanjutkan dengan pelukatan.

Biasanya umat Hindu juga akan melakukan Dharma Shanti pada hari Ngembak Geni.

Hal ini dilakukan dengan mengunjungi keluarga, kerabat, dan tetangga untuk saling memaafkan atas segala kesalahan yang telah atau mungkin terjadi sebelumnya.

Melalui kesempatan itu juga tercipta hubungan keseimbangan dan keselarasan yang secara psikologis akan memunculkan kekuatan untuk mengisi lembaran hidup di tahun yang baru.

Tradisi unik Omed-omedan

Perayaan Ngembak Geni yang dikenal dengan tradisi Omed-omedan dikenal unik dan kerap menjadi daya tarik wisatawan.

Tradisi Omed-omedan adalah tradisi khas yang dilakukan kelompok pemuda (taruna) dan pemudi (taruni) di Banjar Kaja, Desa Sesetan, Denpasar, Bali .

Pelaksanaan tradisi Omed-omedan dimulai dengan melakukan persembahyangan untuk memohon doa keselamatan.

Setelah persembahyangan, selanjutnya dilaksanakan pertunjukan Tari Barong Bangkung.

Omed -omedan dari Bali. Tradisi ini dilakukan pada hari pertama setelah Hari Raya Nyepi di Desa Sesetan, Bali. lovebali.baliprov.go.id Omed -omedan dari Bali. Tradisi ini dilakukan pada hari pertama setelah Hari Raya Nyepi di Desa Sesetan, Bali.

Kemudian beberapa panitia akan menampung air di ember untuk menyiram peserta omed-omedan.

Kelompok taruna dan taruni kemudian akan bersiap dan saling berhadapan dan diatur oleh pecalang.

Secara bergantian dipilih satu orang dari masing-masing kelompok untuk diangkat dan diarak pada posisi paling depan barisan untuk kemudian saling berpelukan satu sama lain.

Saat keduanya saling bertemu dan berpelukan erat, ada kalanya mereka saling beradu kening, pipi, dan bahkan bibir yang kerap disalahartikan sebagai ritual saling berciuman.

Padahal tradisi Omed-omedan sebagai wujud masima krama atau dharma shanti (menjalin silaturahmi) antar sesama warga.

Setelah saling berpelukan, masing-masing kelompok akan menarik rekannya hingga pelukan itu terlepas.

Jika pelukan itu tidak dapat dilepaskan, maka panitia akan menyiram keduanya dengan air hingga basah kuyup.

Sumber:
bali.tribunnews.com
kompas.com (Editor : RachmawatiDini Daniswari)
sumsel.kemenag.go.id  

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Denpasar
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Denpasar
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau