Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imigrasi Sebut Rekaman CCTV Dugaan WN Australia Dipalak di Bali Sudah Terhapus

Kompas.com - 12/07/2023, 15:29 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Krisiandi

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Pihak Imigrasi mengaku tidak menemukan rekaman CCTV peristiwa dugaan pemalakan terhadap warga negara Australia bernama Monique Louise Sutherland (28), oleh petugas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Hal tersebut diketahui usai Imigrasi melakukan investigasi terkait pernyataan turis asing itu yang mengaku dipalak 1.500 dollar Australia atau sekitar Rp 15,5 juta karena paspornya rusak atau kotor.

Kelapa Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali, Barron Ihsan, menjelaskan pihaknya sudah berupaya mencari rekaman CCTV waktu kejadian sesuai pengakuan turis asing itu yakni 5 Juni 2023.

Baca juga: Polisi Hentikan Penyidikan Kasus WN Australia Aniaya Perempuan WNI di Bali

Namun, pihak Airport Operation Center (AOC) Angkasa Pura Bandara Ngurah Rai menyebut rekaman CCTV tersebut sudah otomatis terhapus karena melewati batas waktu yakni 30 hari.

"CCTV yang kami cari itu sudah lewat dari 30 hari, karena kami baru mencari CCTV itu setelah kasus itu meledak di atas tanggal 9 Juli 2023. sudah lewat dari 30 hari sehingga Angkasa Pura mengeluarkan pernyataan ini bahwa itu tidak bisa lagi diambil rekaman CCTV-nya karena secara otomatis sudah hangus," kata dia kepada wartawan pada Rabu (12/7/2023).

Baron mengatakan, pihaknya mulai melakukan investigasi usai media di Australia memuat pengakuan Warga Negara Asing tersebut pada Minggu (9/7/2023).

Dari hasil pemeriksaan, WNA ini bersama ibunya bernama Theresa Yosefa Sutherland, tercatat mendarat di Bali mengunakan pesawat Batik Air OD178 dari Melbourne, Australia, pada 5 Juli 2023.

Baca juga: Polda Bali: Anggota Divhubinter Polri Akui Terima Uang Rp 100 Juta dari WN Australia Terkait Kasus Buronan Interpol

Mereka datang ke Indonesia mengunakan Visa on Arrival (VoA). Keduanya berlibur di Bali selama lima lima hari dan pulang ke negara asalnya pada 10 Juni 2023.

Sementara, kejadian dugaan pemalakan ini terjadi berawal ketika WNA tersebut menjalani pemeriksaan dokumen perjalanan keimigrasian di konter 7 Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai.

Saat itu, petugas mendapati paspor dengan nomor PA2925325 milik WNA tersebut mengalami kerusakan pada lembar biodata karena terkena zat cairan. Dia lalu digiring ke ruang Imigrasi setempat untuk diperiksa secara mendalam.

"Jadi perlu saya luruskan ruang yang disampaikan Monique di media Australia itu adalah ruangan resmi Imigrasi. Ruangan yang memang diperuntukkan untuk melakukan pemeriksaaan mendalam terhadap penumpang yang bermasalah yang akan masuk ke Indonesia," kata Baron.

Baron mengatakan, ada tiga orang petugas Imigrasi yang melakukan pemeriksaan, sedangkan WNA tersebut didampingi oleh seorang petugas Ground Handling Batik Air atas nama Andreas.


Setelah diperiksa, petugas mempersilakan WNA tersebut untuk masuk ke Bali usia mendengar penjelasan dari petugas maskapai dan atas dasar kemanusiaan.

Sebenarnya, kata Baron, pihak maskapai sudah mengingatkan WNA tersebut bahwa paspornya itu tidak layak untuk terbang. Namun, dia tetap ngotot lantaran sudah terlanjur reservasi hotel dan biaya liburannya ke Bali.

Baca juga: WN Australia yang Diduga Makelar Kasus Buronan Interpol Ternyata Informan Polisi

"Berdasarkan hasil BAP yang sudah kami lakukan, terhadap tiga orang petugas pendaratan pada saat itu. Mereka menyatakan apa yang disampaikan Monique itu tidak benar, meraka sama sekali tidak ada meminta uang atau menerima uang dari Monique sejumlah berapa pun," kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Denpasar
Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Denpasar
Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Luhut: Jangan Ada Menteri 'Track Record' Tidak Bagus

Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Luhut: Jangan Ada Menteri "Track Record" Tidak Bagus

Denpasar
Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Denpasar
9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

Denpasar
Buntut Adanya Pabrik Narkoba di Bali, Luhut Minta Pengawasan WNA Masuk Indonesia Diperketat

Buntut Adanya Pabrik Narkoba di Bali, Luhut Minta Pengawasan WNA Masuk Indonesia Diperketat

Denpasar
Saudara Kembar Asal Ukraina Jadi 'Koki' Pabrik Narkoba Bali

Saudara Kembar Asal Ukraina Jadi "Koki" Pabrik Narkoba Bali

Denpasar
Gempa M 5,5 Lombok Utara Terasa hingga Singaraja Bali

Gempa M 5,5 Lombok Utara Terasa hingga Singaraja Bali

Denpasar
Jokowi dan Elon Musk Bakal Resmikan Layanan Starlink Saat WWF 2024 di Bali

Jokowi dan Elon Musk Bakal Resmikan Layanan Starlink Saat WWF 2024 di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Pabrik Narkotika yang Dijalankan 3 WNA di Bali Disebut Beromzet Rp 4 Miliar

Pabrik Narkotika yang Dijalankan 3 WNA di Bali Disebut Beromzet Rp 4 Miliar

Denpasar
3 WNA yang Ubah Vila Jadi Pabrik Narkotika di Bali Ternyata Pakai Visa Investor

3 WNA yang Ubah Vila Jadi Pabrik Narkotika di Bali Ternyata Pakai Visa Investor

Denpasar
3 WNA dalam Kasus Pabrik Narkoba Bali Terlibat dalam Sindikat Fredy Pratama

3 WNA dalam Kasus Pabrik Narkoba Bali Terlibat dalam Sindikat Fredy Pratama

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com