Dalam golongan ini juga ditemui gelar lain seperti 'Dewa' atau 'Dewa'. Ada pula gelar 'Ayu', 'Desak', dan 'Sagung' yang diberikan untuk perempuan.
Untuk kasta Waisya memiliki penanda dengan gelar 'Ngakan', 'Kompyang', 'Sang', dan 'Si'. Walau begitu, penamaan isi sudah semakin jarang ditemui.
Untuk kasta Sudra tidak memiliki memiliki penanda dengan gelar khusus. Kebanyakan mereka akan memilih pemberian nama berdasar urutan lahir.
Dalam keluarga masyarakat Bali, dikenal nama anak berdasar urutan lahir, yang digunakan sebagai nama tengah.
Penamaan nama anak Bali berdasar urutan lahir adalah suatu keunikan yang membedakan dengan budaya penamaan anak di daerah lain.
Secara garis besar, penamaan nama orang Bali berdasarkan urutan kelahiran dibagi menjadi empat yaitu 'Wayan', 'Made', 'Nyoman' atau 'Komang', dan 'Ketut'.
Nama 'Wayan' digunakan untuk anak pertama yang berasal dari dari kata 'wayah' yang berarti tua.
Selain nama 'Wayan', untuk anak pertama juga bisa menggunakan nama 'Putu' yang berarti cucu dan 'Gede' yang berarti besar.
Nama 'Putu' bisa diberikan kepada anak laki-laki dan anak perempuan pertama. Sedangkan nama 'Gede' umumnya diberikan kepada anak laki-laki, yang jika diberikan kepada anak perempuan pertama akan didahului dengan 'Luh'.
Nama 'Made' digunakan untuk anak kedua yang berasal dari dari kata madya yang berarti tengah.
Selain nama 'Made', juga bisa digunakan nama 'Nengah' yang berasal dari dari kata tengah dan 'Kadek' yang berasal dari dari kata adik.
Namun dari aspek kasta, umumnya golongan di atas kasta Sudra hanya menggunakan 'Made' dan 'Kade' dalam penamaan.
Nama 'Nyoman' atau 'Komang' digunakan untuk anak ketiga. Nama 'Nyoman' berasal dari dari kata anom yang berarti muda atau kecil.
Nama 'Ketut' digunakan untuk anak keempat yang berasal dari kata 'ketuut' yang berarti mengikuti atau membuntuti.
Adapun jika terdapat keluarga yang memiliki anak lebih dari empat, maka penamaan akan diulang kembali ke penamaan awal/pertama, dengan beberapa penanda.
Penanda yang biasa digunakan seperti pemberian nama tengah 'Alit', pemberian nama berdasar urutan angka dalam Bahasa Jawa Kuno (Panca, Sad, Sapta, dst), maupun penambahan sebutan 'Balik'.
Sumber:
I. G. B. W. B. Temaja, (2017). Sistem Penamaan Orang Bali. Humanika, vol. 24, no. 2, pp. 60-72, Apr. 2018. Via ejournal.undip.ac.id