KOMPAS.com - Orang Bali dikenal memiliki penamaan yang khas dan unik, sehingga mudah dikenali asal-usulnya.
Dalam hal ini, yang dimaksud orang Bali adalah masyarakat suku Bali, baik yang mendiami pulau Bali atau di luar daerah tersebut.
Tata cara pemberian nama orang Bali ternyata memiliki aturan dan tidak bisa sembarang digunakan.
Baca juga: Udeng Khas Bali: Pengertian, Filosofi, dan Jenisnya
Dalam penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, I Gede Bagus Wisnu Bayu Temaja, yang berjudul Sistem Penamaan Orang Bali (2017), dijelaskan bahwa penamaan orang Bali berkaitan dengan tiga aspek, yaitu jenis kelamin, urutan kelahiran, dan sistem kasta.
Lantas bagaimana sebenarnya tata cara pemberian nama orang Bali dan apa maknanya?
Baca juga: Lawar Merah, Kuliner Ekstrem Khas Bali yang Memiliki Filosofi Tersendiri
Penanda penamaan nama orang Bali berdasarkan jenis kelamin biasanya digunakan sebagai nama depan.
Yang umum ditemukan penggunaan nama depan 'I' untuk nama laki-laki dan 'Ni' untuk nama perempuan.
Baca juga: Base Genep, Bumbu Dasar Khas Bali yang Kaya Rasa dan Makna
Penggunaan nama depan ini juga dapat dibedakan berdasar kastanya.
Untuk kasta Brahmana dikenal penggunaan nama depan 'Ida', dengan 'Ida Bagus' yang berarti rupawan untuk nama laki-laki dan 'Ida Ayu' yang berarti jelita untuk nama perempuan.
Untuk kasta Ksatria juga dikenal penggunaan nama 'Ida Cokorda' untuk nama laki-laki. Sementara untuk nama perempuan menggunakan nama 'Cokorda Istri' atau 'Sagung Istri'.
Sementara untuk kasta Sudra dikenal penggunaan nama 'Luh' untuk nama perempuan.
Masyarakat Bali dikenal menganut sistem kasta yaitu golongan sosial yang terdiri dari Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Seperti halnya penanda penamaan nama orang Bali berdasarkan jenis kelamin, nama orang Bali berdasarkan kasta juga biasa digunakan sebagai nama depan.
Untuk kasta Brahmana memiliki penanda dengan gelar 'Ida Bagus' untuk laki-laki dan 'Ida Ayu' (yang biasa disingkat Dayu) untuk perempuan.
Untuk kasta Ksatria memiliki penanda dengan gelar seperti 'Anak Agung' (disingkat Gung), 'Cokorda' (disingkat Cok), atau 'Gusti'.