Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gunung Agung, Puncak Tertinggi di Pulau Dewata yang Disakralkan

Kompas.com, 4 Juni 2024, 22:21 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Letusan tersebut membuat sekitar 1.148 orang meninggal dunia dan 296 orang mengalami luka-luka.

Aktivitas Gunung Agung baru berhenti berbulan-bulan kemudian, tepatnya Januari 1964.

Pada 2017, aktivitas Gunung Agung kembali aktif, dengan peningkatan status dari siaga menjadi awas pada 22 September 2017.

Begitu juga pada 2018, Gunung Agung kembali menunjukkan aktivitas yang letusannya menyebabkan kebakaran di sekitar puncak dan lereng gunung.

Di tahun 2019, Gunung Agung kembali erupsi yang menyebabkan hujan abu vulkanik dengan intensitas tipis hingga tebal terjadi di beberapa tempat, seperti di Kabupaten Karangasem, Bangli dan Klungkung.

Status Gunung Agung kemudian diturunkan dari Level III (Siaga) ke Level II (Waspada) pada 16 Juli 2020.

Gunung Agung sebagai Tujuan Pendakian

Meski tidak termasuk jajaran Seven Summit Indonesia atau Tujuh Puncak Tertinggi di Indonesia, namun keindahan Gunung Agung cukup menjadi daya tarik di kalangan pendaki.

Hal ini karena dari puncaknya, pendaki bisa melihat pemandangan dari ketinggian, termasuk panorama gunung-gunung lainnya seperti Rinjani di Lombok.

Bahkan jika cuaca cerah, pendaki yang beruntung juga bisa melihat Gunung Batur beserta danaunya.

Ada dua jalur populer yang biasa digunakan pendaki untuk menuju puncak Gunung Agung, yaitu lewat Pura Agung Besakih di Desa Besakih dan Pura Pasar Agung di Desa Sebudi.

Melalui Pura Agung Besakih juga masih terdapat dua pilihan jalur, yaitu Mulut Junggul di sisi Timur dan melalui Pura Penguban.

Adapun tujuan pendakian terdiri dari tiga titik yaitu Puncak 1 di ketinggian 2.800 mdpl, Puncak 2 di ketinggian 3.140 mdpl, dan Puncak 3 di ketinggian 3.142 mdpl.

Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas memulai pendakian Gunung Agung dari Pura Besakih di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (5/10/2011). Pura terbesar di Bali yang mengalami perkembangan sejak masa pra-hindu, ini berorientasi ke Gunung Agung yang dianggap sebagai tempat tinggal para dewata. KOMPAS.COM/FIKRIA HIDAYAT Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas memulai pendakian Gunung Agung dari Pura Besakih di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (5/10/2011). Pura terbesar di Bali yang mengalami perkembangan sejak masa pra-hindu, ini berorientasi ke Gunung Agung yang dianggap sebagai tempat tinggal para dewata.

Karena gunung ini disakralkan, tentunya ada banyak aturan adat yang wajib dipatuhi oleh para pendaki.

Beberapa aturan tersebut antara lain, pendaki dilarang naik jika ada keluarga dekat atau sepupu yang meninggal karena mereka dalam keadaan bersedih.

Pendaki baru bisa memulai perjalanan setelah melewati waktu tertentu sesuai aturan adat setempat.

Kemudian, bagi wanita dilarang mendaki saat haid atau datang bulan.

Selain itu, pendaki juga tidak boleh membawa bahan makanan dari daging sapi dan membawa perhiasan yang terbuat dari emas.

Sumber:
vsi.esdm.go.id
bpbd.baliprov.go.id
isi-dps.ac.id
tourism.karangasemkab.go.id
kompas.com (Wahyu Adityo ProdjoSri Anindiati NursastriAswab Nanda PratamaNur Rohmi Aida, Inggried Dwi Wedhaswary)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau