Editor
BANGLI, KOMPAS.com - Personel dari berbagai unsur, melakukan pembersihan bangkai ikan yang mati di Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali, Rabu 16 Juli 2025.
Hal ini dilakukan untuk membersihkan sungai dan mengantisipasi bau bangkai ikan yang dapat mengancam kesehatan masyarakat.
Serta menciptakan suasana yang tidak nyaman bagi wisatawan, mengingat Danau Batur merupakan salah satu ikon wisata Bali.
Adapun pihak yang melakukan pembersihan bangkai ikan ini, terdiri dari Pemerintah Kabupaten Bangli, TNI, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS), relawan, dan masyarakat setempat.
Baca juga: Selat Bali Masih Belum Bersahabat, KMP Agung Samudera XVIII Kandas, 41 Penumpang Dievakuasi
Mereka bahu-membahu melaksanakan pembersihan massal bangkai ikan, yang sebagian besar ikan mujair.
Kegiatan ini merupakan respons cepat terhadap fenomena matinya ribuan ikan di danau tersebut, yang diduga kuat akibat peningkatan kadar belerang.
Peningkatan kadar belerang di Danau Batur dapat mengurangi kadar oksigen di air, sehingga membahayakan biota danau.
Baca juga: Pendaki Swiss yang Jatuh di Rinjani Dievakuasi ke Rumah Sakit di Bali via Udara
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat.
"Kami sangat mengapresiasi semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh TNI, para relawan, dan seluruh masyarakat," ungkapnya.
Pembersihan ini difokuskan untuk mengangkat bangkai-bangkai ikan yang mengapung agar tidak mencemari air lebih lanjut dan mencegah penyebaran bau tak sedap.
Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem Danau Batur.
"Diharapkan, dengan upaya kolektif ini, Danau Batur dapat segera pulih dan kembali menjadi danau yang bersih dan lestari," harapnya.
Baca juga: WN Rumania Tabrak Pejalan Kaki dan Pengendara Motor di Bali, Pelaku Sempat Kabur
Sementara, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma mengatakan, bangkai ikan akan dibuang ke kebun milik masyarakat yang sudah mendapatkan izin.
Sehingga nantinya lewat fermentasi alam, bangkai tersebut akan menjadi penyubur tanah.
"Bangkai ikan kita serok dalam air, kita kemas dalam karung, kemudian kita taruh di truk untuk kita angkut ke kebun milik masyarakat," ujarnya.