DENPASAR, KOMPAS.com – Tahun 2025, tepat 40 tahun pengabdian I Wayan Nika untuk anak-anak di Panti Asuhan Hindu Dharma Jati di Bali.
Di usia yang telah menginjak 79 tahun, Wayan Nika masih tetap aktif, tak menyerah sedikit pun untuk menjalankan kerja-kerja sosialnya.
Mengenakan baju kaus dan jaket abu-abu, serta sarung nuansa kotak-kotak, sore itu, Minggu (27/7/2025), Wayan Nika, berjalan menyapa hangat anak-anak di wantilan.
Kehadiran Wayan Nika bagaikan ayah atau kakek sendiri bagi anak-anak yang jauh dari keluarganya.
Wayan Nika saat ini mengurus panti bersama istrinya, Ni Nyoman Suasti (62).
Baca juga: Menyulam Mimpi Jadi Dokter dari Balik Dinding Panti Asuhan
"Sekarang ada 51 anak di sini. Paling besar sudah menempuh S3, kalau paling kecil, ada yang masih TK."
"Mereka semua dari Bali. Sebagian besar orangtuanya sudah tidak ada," tutur Wayan Nika saat ditemui di panti asuhan yang beralamat di Jalan Trengguli 80, Penatih, Denpasar.
Bagi Wayan Nika, semangat dan ketulusan untuk membantu anak-anak Bali adalah modal utamanya.
Meskipun kadang dana pas-pasan, namun dia yakin, pasti selalu ada jalan keluar. Pasti akan ada orang-orang baik yang datang dan membantu.
"Dulu saya kan kerja sebagai fotografer. Namanya Monika Foto Studio. Ramai sekali yang antre, sampai mereka tidak dapat parkir. Dana dari sana saya kumpulkan untuk panti ini," tutur Nika.
Kala itu, Nika juga kerap mendapat pekerjaan sebagai fotografer di hotel-hotel di Bali.
Laki-laki kelahiran 15 Oktober 1946 itu menceritakan, Panti Asuhan Hindu Dharma Jati berdiri pada 15 Oktober 1985.
Panti pertama dibangun di Desa Bakas, Kabupaten Klungkung. Kemudian dilanjutkan dengan Panti Asuhan Hindu Dharma Jati II di Kota Denpasar.
Baca juga: Menyulam Mimpi Jadi Dokter dari Balik Dinding Panti Asuhan
"Panti asuhan yang di Klungkung juga tetap berjalan sampai sekarang," imbuh dia.
Dengan mendirikan panti asuhan ini, Nika ingin membantu anak-anak yatim piatu, miskin, dan telantar.