Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Uang Kepeng di Pura Tabanan Hilang, Polisi Turun Tangan

Kompas.com, 21 Agustus 2025, 10:51 WIB
Hasan,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

TABANAN, KOMPAS.com - Ribuan keping uang kepeng milik Desa Adat Dadia yang disimpan di Pura Puseh, Banjar Dinas Dadia, Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, hilang.

Kasus dugaan pencurian ini memaksa polisi untuk turun tangan. Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Tabanan, Iptu I Gusti Made Brata pun membenarkan adanya laporan tersebut.

Ia menyampaikan, hilangnya uang kepeng pertama kali disadari pada Rabu (20/8/2025) sekitar pukul 11.00 Wita. Saat itu, pengurus pura tengah melakukan persiapan upacara Sri Rambut Sedana.

Baca juga: Wisata Kuliner ke Pasar Jaten Semarang, Jajan Pakai Uang kepeng

"Saksi, Ni Nyoman Sumia yang merupakan jro mangku istri Pura Puseh, melihat uang kepeng yang disimpan di gedong pura sudah tidak ada," ujar Brata yang dikonfirmasi pada Kamis (21/8/2025).

Setelah dicek oleh kepala desa adat bersama prajuru, ternyata benar uang kepeng dalam bentuk ikatan sebanyak 1.000 keping dan dua ikat berisi masing-masing 200 keping hilang.

Ia menjelaskan, uang kepeng tersebut sebelumnya disimpan dalam sebuah ruangan penyimpanan di dalam Pura Puseh.

Baca juga: Uniknya Kampung Jawi, Wisata Kuliner Semarang Berkonsep Jadul, Belanja Pakai Uang Kepeng

Anehnya, pintu penyimpanan pura masih dalam keadaan terkunci dan tidak ditemukan adanya kerusakan. Namun, kuncinya ternyata memang diletakkan di samping pintu, sehingga sangat mudah terlihat dan diakses.

"Tidak ada CCTV di areal pura maupun sekitar lokasi kejadian. Pintu utama pura juga tidak pernah dikunci, sehingga akses ke dalam cukup terbuka," kata dia.

Atas kejadian ini, kerugian ditaksir mencapai sekitar Rp 3,5 juta. "Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa sejumlah saksi."

Baca juga: Sedang Mencangkul, Petani Jepara Temukan Ratusan Koin Kepeng Seberat 2 Kilogram, Diduga Peninggalan China

"Kasus ini masih dalam penyelidikan. Kami terus menghimpun bukti-bukti lain untuk mengungkap pelaku," ucap Brata.

Uang kepeng

Uang kepeng adalah jenis mata uang tradisional yang pernah digunakan di berbagai wilayah di Indonesia, terutama pada masa kerajaan dan kolonial.

Uang jenis ini biasanya berbentuk koin logam, sering kali terbuat dari tembaga, timah, atau campuran logam lainnya, dengan lubang di tengahnya sehingga bisa dirangkai atau disimpan dengan tali.

Uang kepeng dikenal luas di wilayah di Tanah Air, tak hanya di Bali, tapi juga Jawa, dan beberapa daerah lain di Nusantara, serta memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

Secara etimologi, "kepeng" berasal dari kata dalam bahasa Tionghoa "qian" atau "cash" yang merujuk pada koin dengan lubang persegi di tengahnya, yang umum digunakan di Tiongkok pada masa Dinasti Tang hingga Qing.

Di Indonesia, uang kepeng sering dikaitkan dengan pengaruh perdagangan dengan Tiongkok, Belanda, dan Portugis. Koin ini digunakan untuk transaksi sehari-hari, upacara adat, atau sebagai alat tukar dalam perdagangan regional.

Di Bali, uang kepeng masih memiliki makna simbolis dalam upacara keagamaan hingga saat ini, meskipun tidak lagi digunakan sebagai alat tukar resmi.

Nilai uang kepeng biasanya ditentukan berdasarkan jumlah koin yang dirangkai, seperti satu "ikat" yang terdiri dari sejumlah koin tertentu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Denpasar
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Denpasar
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Denpasar
Banjir Kiriman di Pantai Crystal Bay Bali, Bawa Lumpur Hingga Kayu dari Perbukitan
Banjir Kiriman di Pantai Crystal Bay Bali, Bawa Lumpur Hingga Kayu dari Perbukitan
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau