Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Banten, Sesajen yang Menjadi Upakara dalam Upacara Adat Bali

Kompas.com - 08/10/2022, 20:57 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kehidupan masyarakat Hindu di Bali tidak dapat dilepaskan dari sesajen atau yang yang dikenal juga dengan sebutan banten atau bebantenan.

Bahkan di setiap upacara adat di Bali akan dilengkapi dengan upakara berupa sesajen atau banten.

Baca juga: Mengenal Kain Poleng, Kain Bermotif Kotak Hitam Putih yang Lekat dengan Budaya Bali

Secara etimologi istilah upakara berasal dari kata upa yang berarti dekat, dan kara yang berarti tangan.

Upakara memiliki makna sebagai persembahan suci yang berasal dari kreativitas tangan, sehingga tak heran jika sesaji atau banten memiliki bentuk yang indah dan menarik.

Baca juga: Mengapa Bunga Kamboja Sangat Lekat dengan Kehidupan Masyarakat Bali?

Hal inilah yang membuat banten memerlukan sebuah usaha agar menjadi sempurna sebelum dihaturkan kepada para dewa.

Baca juga: Base Genep, Bumbu Dasar Khas Bali yang Kaya Rasa dan Makna

Unsur Banten atau Sesajen Bali

Dalam pembuatan sebuah banten atau sesajen biasanya akan tersusun dari tiga unsur.

Unsur banten yang pertama adalah mataya atau bahan banten yang berasal dari yang tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah

Unsur banten yang kedua adalah maharya atau bahan banten yang berasal dari sesuatu yang lahir, biasanya diwakili oleh binatang seperti babi, kambing, dan lain-lain.

Unsur banten yang ketiga adalah mantiga atau bahan banten yang berasal dari binatang yang lahir dari telur seperti ayam, bebek, dan lain-lain.

Sebagai pelengkap, dalam banten atau sesajen juga biasanya disertai dengan air dan api atau dupa.

Umat Hindu melaksanakan persembahyangan saat upacara Melasti jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di Pantai Padang Galak, Denpasar, Bali, Senin (28/2/2022). Upacara yang serentak dilaksanakan umat Hindu se-Bali tersebut untuk menyucikan diri secara lahir dan batin dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944 pada 3 Maret 2022 mendatang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah umat guna mencegah penyebaran COVID-19 klaster upacara keagamaan.Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo Umat Hindu melaksanakan persembahyangan saat upacara Melasti jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di Pantai Padang Galak, Denpasar, Bali, Senin (28/2/2022). Upacara yang serentak dilaksanakan umat Hindu se-Bali tersebut untuk menyucikan diri secara lahir dan batin dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944 pada 3 Maret 2022 mendatang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah umat guna mencegah penyebaran COVID-19 klaster upacara keagamaan.

Fungsi Banten atau sesajen Bali

Sebuah upakara atau banten memiliki beberapa fungsi yang menentukan tujuan pembuatan dan penggunaannya.

Fungsi banten yang pertama adalah menjadi simbolisasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan semua manifestasi Nya, seperti pada byakala simbol Dewa Brahma, durmenggala simbol Dewa Wisnu, dan prayascita simbol Dewa Siwa.

Terutama sebagai wujud rasa syukur umat Hindu atas pemberian kehidupan, anugerah, dan segala perlindungan pada alam semesta ini.

Fungsi banten yang kedua adalah wujud usaha untuk menyeimbangkan alam semesta, seperti nyomia bhuta kala agar tidak mengganggu.

Fungsi banten yang ketiga adalah sebagai persembahan seperti banten gebogan, ajengan, atau tipat kelanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Denpasar
Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Denpasar
Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Denpasar
Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Denpasar
Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Denpasar
Bayar Makan Semaunya dan 'Overstay' di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Bayar Makan Semaunya dan "Overstay" di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
'Baby Sitter' di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

"Baby Sitter" di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

Denpasar
Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Denpasar
Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Perwira TNI yang Dilaporkan Selingkuh Dinonaktifkan

Perwira TNI yang Dilaporkan Selingkuh Dinonaktifkan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com