Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ekor Babi yang Mati di Buleleng Disebut karena Virus Kolera

Kompas.com - 04/05/2023, 18:32 WIB
Hasan,
Krisiandi

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Ratusan ekor babi milik perusahaan ternak di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, yang mati karena terjangkit virus Hog Cholera (HC) atau kolera babi.

"Dokter hewan perusahaan sudah melakukan pemeriksaan dan penyebabnya karena Hog Cholera (HC), bukan African Swine Fever (ASF)," ujar Kepala Pelaksana PT ABS Made Suyasa, dikonfirmasi Kamis (4/5/2023).

Gejala penyakit kolera itu ditemukan pada ternak babi yang mati. Penyakit itu menyerang babi berusia muda atau anakan berusia sekitar dua bulan.

Baca juga: Ternak Warga Lereng Ile Lewotolok Mendadak Mati akibat Penyakit Diare

Ia menambahkan, ratusan babi yang mati terjangkit penyakit itu juga terdampak cuaca. Ternak tersebut tidak kuat dengan perubahan cuaca karena didatangkan dari luar daerah.

"Ada juga yang mati karena tidak kuat dengan cuaca. Karena bibitnya datang dari wilayah Kabupaten Gianyar dan Bangli," imbuhnya.

Kematian tersebut terjadi bukan seketika. Melainkan bertahap sejak pertengahan bulan Januari lalu.

"Babi ada yang mati mulai dari awal masuk kandang yakni pertengahan Januari, sampai akhir Maret. Matinya tidak seketika, tapi bertahap. Ada sekitar 400-an babi yang mati," ujarnya.

Sebanyak 250-an ekor babi mati sepanjang bulan Januari hingga Februari. Kemudian disusul 150-an ekor babi yang mati periode Maret.

Baca juga: Puluhan Unggas di Cimahi Mati Mendadak, Ternyata Diserang Flu Burung

Sisa babi yang masih hidup sebanyak sekitar 1.100-an ekor kemudian dijual oleh perusahaan, pada akhir bulan Maret 2023. Sebelum dijual babi terlebih dahulu diperiksa kesehatannya.

Menurutnya seluruh babi yang dijual dalam keadaan sehat, dan aman dari virus.

Babi yang mati, kata Suyasa, kemudian dikremasi. Hal itu sesuai dengan prosedur dari Dinas Peternakan. Tujuannya untuk mematikan virus yang ada di bangkai babi.

"Dari petunjuk dinas peternakan harus dibakar, untuk mematikan virus (di babi)," katanya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan ekor babi di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, mati mendadak diduga karena terjangkit virus.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Made Suparma mengatakan, ada sekitar 600-an ekor babi yang dilaporkan mati.

Baca juga: 16 Ternak Babi di Kabupaten TTU Mati Mendadak, 8 di Antaranya Positif ASF

Penyebab kematian babi dalam jumlah besar ini sempat menjadi misteri Sebab pihak perusahaan tidak melaporkan kejadian ini ke Dinas Pertanian.

Untuk mengetahui penyebab kematian babi itu, pihaknya akan meminta Balai Besar Veteriner Denpasar melakukan pengecekan ke lokasi.

Dinas Pertanian Buleleng sendiri tidak bisa mengambil sampel babi yang mati karena bangkai babi sudah dikubur oleh perusahaan.

"Bangkai sudah dalam kondisi rusak karena dikubur. Kami tidak bisa mengambil sampelnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Produser 'Pick Me Trip in Bali' Dideportasi

2 Produser "Pick Me Trip in Bali" Dideportasi

Denpasar
Seberangi Sungai, Bocah di Jembrana Tenggelam dan Tewas

Seberangi Sungai, Bocah di Jembrana Tenggelam dan Tewas

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Syuting Tanpa Izin di Bali, 2 Produser 'Reality Show' Asal Korea Selatan Terancam Dideportasi

Syuting Tanpa Izin di Bali, 2 Produser "Reality Show" Asal Korea Selatan Terancam Dideportasi

Denpasar
Imigrasi Bali Gagalkan Keberangkatan WNI Pakai Paspor Palsu ke Australia

Imigrasi Bali Gagalkan Keberangkatan WNI Pakai Paspor Palsu ke Australia

Denpasar
KSAD Sebut Bakal Bantu AP, Istri Perwira TNI yang Laporkan Perselingkuhan Suami

KSAD Sebut Bakal Bantu AP, Istri Perwira TNI yang Laporkan Perselingkuhan Suami

Denpasar
Soal TNI Gunakan Istilah OPM, KSAD: Agar Anggota di Papua Tak Ragu Ambil Tindakan Tegas

Soal TNI Gunakan Istilah OPM, KSAD: Agar Anggota di Papua Tak Ragu Ambil Tindakan Tegas

Denpasar
Koster Minta Maaf Pernah Tolak Tim Israel dan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Koster Minta Maaf Pernah Tolak Tim Israel dan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Denpasar
Menparekraf: Ada Penumpukan Wisatawan di Bali Selatan

Menparekraf: Ada Penumpukan Wisatawan di Bali Selatan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Denpasar
Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Denpasar
WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

Denpasar
Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com