Meski demikian, pada derajat tertentu Bhuta Kala selalu dipandang lebih rendah daripada manusia.
Bhuta Kala adalah sejenis makhluk halus ciptaan Tuhan yang dapat mengganggu keadaan alam semesta (bhuana agung) maupun diri manusia (bhuana alit).
Alam kedua, bhuah loka adalah dunianya para roh atau leluhur mausia. Sedangkan alam ketiga, swah loka adalah alamnya para Dewa atau Tuhan (Ida Sang Hyang Widi Wasa).
Sementara, bicara rangkaian upacara ritual Nyepi ditemui beberapa tahapan: Melasti, Tawur Kesanga, Nyepi atau Sipeng, dan Ngembak Geni.
Baca juga: Nyepi 2021 di Masa Pandemi, Internet WiFi Hidup, Data Seluler Ponsel Dimatikan
Keseluruhan ritual ini, dari awal hingga akhir, bisa berlangsung sepanjang 5 hari.
Upacara Melasti atau mekiis atau ada juga yang menyebutnya Melis digelar beberapa hari sebelum ritual Nyepi.
Melasti dilakukan untuk penyucian, baik terhadap masing-masing individu maupun seluruh piranti upacara (pretima) yang dugunakan untuk ritual catur brata penyepian di hari Nyepi.
Melasti biasanya dilakukan di sumber mata air seperti laut, danau, sungai, atau laut.
Sumber ait dianggap sebagai sumber air suci (tirtha amerta) dan dipercaya jika seluruh kecemaran (sarwa mala) bisa dilebur dan disucikan dengan air itu.
Baca juga: Wisata Gunung Bromo Tutup Total Saat Hari Raya Nyepi, 14-15 Maret 2021
Saat itu dilakukanlah upacara Bhuta Yadnya. Ritus ini ialah memberikan persembahan (mecaru) pada Bhuta Kala di alam bawah atau bhur loka.
Tujuan upacara ini ialah menjaga keseimbangan alam semesta (bhuana agung) maupun diri manusia (bhuana alit) dari gangguan Bhuta Kala.
Baca juga: Selama Nyepi, Bali Tanpa Siaran TV, Radio, dan Internet, Ada Sanksi bagi Pelanggar
Pada momen ini dilakukan ritual pangrupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan memukul kentongan hingga gaduh.
Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar.
Saat ritual ini, ada ogoh-ogoh yang menjadi bagian dari kekayaan tradisi lokal Bali. Ogoh-ogoh biasanya berwujud seperti raksasa. Mata melotot dan mulut menganga.
Baca juga: Selama Nyepi, Bali Tanpa Siaran TV, Radio, dan Internet, Ada Sanksi bagi Pelanggar