Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perang Puputan Badung: Penyebab, Pemimpin, dan Waktu

Kompas.com - 14/01/2022, 13:25 WIB
Dini Daniswari

Penulis

Sikap raja itu dianggap membangkang, tidak menuruti perintah Belanda dan karena itu perlu ditindak.

Baca juga: Belanda Serahkan Tombak dan Keris Pusaka Jaman Perang Puputan Klungkung

Pada 1905, Belanda mulai melakukan blokade di pantai sanur, yang menimbulkan banyak kerugian di pihak Badung.

Karena tidak merasa bersalah, raja menuntut balik, menuntut kerugian kepada pemerintah Belanda.

Diplomasi antara raja dan Belanda gagal. Belanda menurunkan pasukan tempur di Bali.

Pada 15 September 1906, pasukan Belanda mulai bergerak menekan desa-desa Badung, seperti Sanur, Kesiman, Sanglah, dan lainnya di datangi pasukan dan ditakut-takuti.

Situasi semakin tegang, Belanda semakin memanas dan menghambur tembakan ke desa-desa yang dilewati.

Dalam keadaan kritis, Belanda menggunakan pula kesempatan untuk memecah belah.

Di Puri Kesiman, benteng terpenting Kerajaan Badung terjadi intrik, peristiwa chaos. Seorang Raja tua ( I Gusti Ngurah Gde Kesiman) terbunuh yang dipandang sebagai akibat penyusupan campur tangan Belanda.

Puputan di Puri Denpasar

Pada 19 Septemebr 1906, sehari sebelum puputan, di Puri Denpasar dilaksanakan pelabon atas layon (mayat) raja yang belum diaben.

Pelabon atas layon almarhum Raja I Gusti Ngurah Gde Denpasar, yang selama empat tahun disimpan di istana.

Baca juga: Mengulang Perang Puputan di Rowo Bayu Banyuwangi

Di saat pelabon, keluarga Puri Denpasar juga melakukan upacara jaya-jaya untuk keselamatan raja dan rakyat.

Di sana, raja memberikan wejangan pada rakyat yang meminta rakyat dan keluarganya pulang. Karena yang dicari Belanda adalah raja.

Namun, rakyat menolak wejangan raja. Mereka akan ikut mati bersama raja.

Peristiwa puncak terjadinya Perang Puputan pada Kamis, 20 September 1906. Dengan pakaian putih-putih, seluruh rakyat turun ke jalan mengikuti raja ke luar puri.

Perang Puputan dilakukan secara membabi buta dan seisi kerajaan hancur.

Tokoh Perang Puputan

I Gusti Ngurah Made Agung, dia adalah raja terakhir Kerajaan Badung. Ia tidak mau mengganti rugi atas laporan saudara Cina tentang hartanya yang hilang saat kapalnya terdampar di pantai sanur.

Raja Badung membela rakyatnya yang dituduh mengambil harta saudagar Cina. Ia juga meminta rakyatnya tidak ikut dalam Perang Puputan, namun permintaan tersebut ditolak rakyatnya.

Sumber: Karya Ilmiah, Aktualisasi Nilai-nilai 'Puputan' dalam Pembangungan Karakter Bangsa oleh I Gde Parimartha

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Denpasar
Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Denpasar
Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Denpasar
Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Denpasar
Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Denpasar
Bayar Makan Semaunya dan 'Overstay' di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Bayar Makan Semaunya dan "Overstay" di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
'Baby Sitter' di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

"Baby Sitter" di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

Denpasar
Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Denpasar
Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com