BULELENG, KOMPAS.com - Pancuran air berusia ratusan tahun yang terletak di Desa Adat Buleleng, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, menjadi wisata baru.
Pemimpin adat atau Bendesa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna mengatakan, pancuran itu diperkirakan dibangun pada tahun 1800-an. Awalnya, pancuran ini dipakai sebagai pemandian umum.
Raja Karangasem saat itu, I Gusti Gede Karang, membangun istana di Desa Adat Buleleng, yang disebut dengan Puri Buleleng.
"Setelah istana berdiri, maka dibangun juga pemandian umum untuk masyarakat," ujar Sutrisna saat dikonfirmasi, Rabu (30/3/2022).
Pancuran kuno tersebut diperkirakan mengalami beberapa kali perbaikan akibat bencana alam, seperti gunung meletus dan gempa bumi.
Berdasarkan relief yang ada di Puri Buleleng, diperkirakan renovasi pancuran terakhir kali dilakukan pada tahun 1933.
Baca juga: Terjaring Razia Lalu Lintas, Puluhan Pengendara di Buleleng Ikut Vaksinasi Covid-19
Pancuran itu sempat terbengkalai bahkan menjadi tempat pembuangan sampah liar. Hingga pada 2020 lalu, prajuru atau pengurus Desa Adat Buleleng melakukan restorasi.
Restorasi dilakukan setelah Desa Adat Buleleng menemukan dokumentasi lama berupa foto asli pancuran kuno.
Kata Sutrisna, rencana restorasi sudah disusun sejak tahun 2018, diawali dengan penataan kembali kawasan pancuran.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.