Petisi terkait keluhan suara kokok ayam itu dibuat berawal dari ide seorang WN Amerika Serikat yang disetujui oleh beberapa WNA asal Rusia.
Selain itu, pemilik tempat penginapan tersebut juga masih memiliki hubungan keluarga dengan warga yang memiliki ayam tersebut.
"Itu kos-kosan, ada sembilan kamar dan diisi WNA tersebut sebelum pandemi Covid-19, memang long stay di sana, biasa orang pensiunan mereka liburan ke sini (Bali) ," kata dia.
Pemayun memastikan akan tetap mempertahankan hak warga untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal masyarakat Bali sesuai dengan program kerja Gubernur Bali I Wayan Koster.
Baca juga: Terganggu Suara Ayam Berkokok, 15 WNA di Bali Mengadu ke Kantor Camat
"Pak Gubernur ingin menata semua ini biar tertib pariwisata, biar tertib wisatawannya dan tahu betul bahwa akomodasinya memang begitu. Kita tetap menjaga kearifan lokal kita," kata dia.
Sebelumnya, sebanyak 15 WNA menandatangani petisi terkait gangguan suara kokok ayam di sebuah penginapan, Kelurahan Jimbaran, Badung, Bali.
Petisi tersebut kemudian dilayangkan ke Kantor Camat Kita Selatan, Badung, pada Rabu (1/3/2023). Para turis asing ini mengeluhkan suara kokok ayam milik warga yang tinggal bersebelahan dengan homestay yang mereka tempati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.