KOMPAS.com - Rangkaian pelaksanaan ritual Hari Raya Nyepi yang dirayakan umat Hindu di Bali akan diakhiri dengan Ngembak Geni.
Seperti diketahui, rangkaian upacara ritual Nyepi memiliki beberapa tahapan, yaitu Melasti, Tawur Kesanga, Nyepi atau Sipeng, dan Ngembak Geni.
Baca juga: Pura Kahyangan Jagat di Bali: Lokasi dan Dewa yang Berstana
Ngembak Geni dilaksanakan sehari setelah Hari Raya Nyepi, atau pinanggal ping kalih Sasih Kadasa Tahun Caka.
Ngembak Geni juga menjadi penanda berakhirnya catur brata penyepian yang telah dilaksanakan umat Hindu di Bali sehari sebelumnya.
Baca juga: Pura Tirta Empul Tampak Siring, Gianyar: Harga Tiket, Jam Buka, dan Aturan Melukat
Dilansir dari bali.tribunnews.com, istilah Ngembak Geni berasal dari dua kata yaitu nggembak dan geni.
Ngembak dalam bahasa setempat berarti terbuka atau bebas, sementara geni berarti api yang mempunyai sifat panas dan disebut sebagai lambang semangat.
Secara harfiah, Ngembak Geni berarti bebas menyalakan api, yang menandai waktu di mana umat Hindu di Bali bisa mulai beraktivitas seperti sedia kala.
Baca juga: Upacara Melasti: Sejarah dan Maknanya
Adapun pada hari Ngembak Geni diharapkan memunculkan semangat baru setelah melakukan perenungan dengan landasan Catur Brata Penyepian yang sudah dijalankan sebelumnya.
Selain itu, umat Hindu juga memiliki pegangan untuk mulat sarira atau introspeksi diri, sehingga menjadi cemeti untuk menatap masa depan yang lebih baik agar terwujud hidup yang damai (shanti) dan sejahtera (jagadhita).
Hari Ngembak Geni juga dimanfaatkan sebagai momentum untuk menumbuhkan semangat baru dalam mengarungi hidup dan mencapai kehidupan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Sementara dilansir dari laman sumsel.kemenag.go.id, Ngembak Geni dilakukan dengan memanjatkan doa untuk memohon semoga Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Hal ini dilakukan agar Hyang Widhi Wasa menganugerahi jalan yang terang, terlepas dari kegelapan masa silam dan memiliki jiwa yang terang ketika memasuki tahun baru.
Tak heran jika hari Ngembak Geni kemudian dimanfaatkan para pemedek untuk melakukan persembahyangan kemudian dilanjutkan dengan pelukatan.
Biasanya umat Hindu juga akan melakukan Dharma Shanti pada hari Ngembak Geni.
Hal ini dilakukan dengan mengunjungi keluarga, kerabat, dan tetangga untuk saling memaafkan atas segala kesalahan yang telah atau mungkin terjadi sebelumnya.