Jagra adalah kegiatan mengendalikan tidur atau terjaga, agar panca indera dibuka sepenuhnya dan diisi dengan ajaran suci untuk tetap mawas diri. Ritual ini berlangsung selama 36 jam.
Dilihat dari maknanya, Hari Raya Siwaratri sendiri tidak lepas dari cerita Lubdaka yang ditulis oleh Mpu Tanakung, yaitu sebagai momen atau malam yang baik untuk introspeksi diri dan merenungkan segala dosa untuk menyambut masa depan yang lebih baik.
Namun saat ini sebagian masyarakat masih salah mengartikan malam Siwaratri sebagai malam tobat atau penghapusan dosa.
Padahal pemahaman ini salah karena bertentangan dengan ajaran agama Hindu yang meyakini hukum Karma Phala.
Dalam hukum Karma Phala, tidak ada penghapusan dosa karena apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai.
Akan lebih tepat apabila memaknai malam Siwaratri sebagai waktu merenungi dosa-dosa, sebagai pengingat untuk meningkatkan hidup menjadi lebih baik.
Sumber:
bkpsdm.baliprov.go.id
djkn.kemenkeu.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.