KOMPAS.com - Banyaknya pelanggaran yang dilakukan sejumlah wisatawan asal Rusia dan Ukraina membuat Gubernur Bali I Wayan Koster bertindak tegas.
Dia bersurat ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) untuk mencabut Visa on Arrival (VoA) WN Rusia dan Ukraina yang hendak datang ke Bali.
"Saya juga sudah bersuara kepada Menteri Kemenkumham tembusan kepada Menlu (Menteri Luar Negeri) untuk mencabut Visa on Arrilval bagi warga Rusia dan Ukraina yang ingin ke Bali," kata dia kepada wartawan di Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, pada Minggu (12/3/2023).
Langkah ini diambil usai maraknya pelanggaran dilakukan oleh WNA Rusia dan Ukraina seperti over stay dan bekerja ilegal di bali dengan kedok sebagai turis.
Selain itu, para turis dari kedua negara ini diduga datang ke Bali untuk menghindari perang yang saat ini masih terjadi antara kedua negara tersebut.
Baca juga: Gubernur Koster Larang Turis Asing Sewa Motor di Bali, Wajib Pakai Mobil Travel
"Kenapa dua negara karena dua ini lagi perang sehingga tidak aman di negaranya banyak rame-rame ke Bali. Termasuk orang yang tidak berwisata juga ke Bali untuk mencari kenyamanan termasuk untuk bekerja," kata dia.
Koster menambahkan usulan itu juga dilatarbelakangi banyak temuan kasus WNA di Bali yang didominasi oleh turis dari kedua negara tersebut.
"Negara lain kita tidak dapat melakukan itu karena pelanggarannya tidak sesignifikan dilakukan oleh dua negara ini," kata dia.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung juga meminta agar pemerintah mengambil langkah antisipasi.
Ketua PHRI Badung, IGN Rai Suryawijaya mengatakan, salah satu alasan banyak WNA Rusia datang ke Bali yaitu untuk menghindari konflik.
Bahkan banyak warga Rusia yang berusia 18 tahun menghindari wajib militer di negaranya.
“Jadi untuk menghindari itu semua mereka lebih memilih diam di luar negaranya, seperti di Bali,” kata Suryawijaya dilansir dari Tribun-Bali.com, Minggu (12/3/2023).
Sampai saat ini, kunjungan wisatawan di dua negara tersebut mencapai puluhan ribu.
Kendati demikian pihaknya tetap meminta harus terus waspada dan hati-hati.
“Kita harus hati-hati karena ada komunitas-komunitas yang di bangun oleh kelompok-kelompok Rusia. Sehingga kita tetap harus melakukan pengawasan dan waspada,” tegasnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.