Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pariwisata Bali Kecewa Salah Satu Acara G20 Dipindah ke Jakarta

Kompas.com, 20 Januari 2022, 14:12 WIB
Ach Fawaidi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Pelaku industri pariwisata di Bali meradang usai salah satu rangkaian acara G20 jalur keuangan atau Finance Track batal digelar di Pulau Dewata.

Agenda yang akan berlangsung pada 15 hingga 18 Februari 2022 tersebut akan dipindah ke Jakarta dengan alasan mengantisipasi varian Covid-19 B.1.1.529 atau Omicron.

Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) Puspa Negara mengaku kecewa agenda G20 Finance Track batal digelar di Bali.

Baca juga: Salah Satu Acara G20 Batal Digelar di Bali karena Omicron, Begini Respons Wagub

Menurutnya, pembatalan itu hanya menunjukkan seolah-olah pemerintah pusat mencoba melemahkan denyut ekonomi Bali yang mulai bangkit.

"Pembatalan ini memunculkan tanda tanya, kekagetan dan kekecewaan, karena sepertinya Bali tidak siap atau Bali sengaja dilemahkan di tengah harapan besar masyarakat Bali mensukseskan semua rangkaian KTT G20," kata Puspa saat dihubungi, Kamis (20/1/2022).

Puspa menjelaskan, selama ini, pelaku industri pariwisata di Bali sangat antusias menyambut gelaran G20 yang mayoritas kegiatannya akan digelar di Pulau Dewata.

Masyarakat hingga pelaku industri pariwisata, lanjut dia, sudah menjaga dan mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Imbauan dari pemerintah pusat pun diikuti secara seksama demi bangkitnya ekonomi Bali.

Baca juga: Sempat Dikira Korban Pembunuhan, WN Inggris yang Tewas di Bali Ternyata Bunuh Diri

Ia mempertanyakan sikap Pemprov Bali yang seolah diam saat jadwal rangkaian acara G20 jalur keuangan atau Finance Track dipindahkan ke Jakarta.

"Apakah pemimpin Bali tidak berani mempertahankan agenda ini di tengah prestasi tinggi terhadap penanganan Covid-19? Katanya Bali terbaik dalam pencegahan Covid-19? Katanya Bali baik baik-baik saja? Kenapa ada pergeseran agenda?" tanya Puspa.

Puspa mengatakan, pembatalan kegiatan itu hanya menimbulkan interpretasi yang beragam terutama bagi pelaku pariwisata.

Selain merasa dipermainkan oleh kebijakan pusat, meraka juga merasa pemerintah Provinsi Bali tak berupaya menyelamatkan industri pariwisata.

"Jika pemindahan itu karena alasan Covid-19 varian Omicron, justru dibanding Jakarta, kasus di Bali lebih sedikit," tuturnya.

Atas dasar itu, pihaknya mendesak pemerintah pusat agar agenda G20 di Bali tak ada yang dibatalkan demi menjaga stabilitas pemulihan Bali.

"Usul kami, kembalikan jadwal Finance Track G20 ke Bali, jangan diubah, itu sebagai wujud menciptakan stabilitas pertumbuhan pariwisata Bali untuk percepatan recovery," pungkasnya.

Baca juga: Viral, Unggahan Hama Ular di Akun Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Ini Penjelasannya

Sebelumnya, salah satu rangkaian acara G20 jalur keuangan atau Finance Track yang semula dijadwalkan akan digelar di Bali pada 15 hingga 18 Februari 2022 mendadak dibatalkan.

Alasan pembatalan itu dilakukan imbas dari penyebaran Covid-19 varian Omicron.

Pembatalan ini tertuang dalam Surat Kementerian Keuangan Nomor S-3/G20.33/2022 yang telah ditandatangani Sekretaris I Panitia Pelaksanaan Pertemuan G20, Rudy Rahmaddi.


Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Denpasar
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Denpasar
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau