Dua ledakan yang terjadi di kawasan Legian menimbulkan kerusakan parah terutama di sekitar lokasi Diskotek Sari Club dan Diskotek Paddy's Pub.
Puluhan bangunan yang berada di radius 10 - 20 meter dari lokasi ledakan rusak berat.
Kaca-kaca hotel, toko, maupun tempat hiburan di sekitarnya juga tidak luput dari kerusakan.
Kantor Panin Bank yang terletak persis di depan Diskotek Sari Club terbakar, sementara kantor biro perjalanan yang berada di sampingnya rata dengan tanah.
Kuatnya ledakan bom yang terjadi di depan Diskotek Sari Club bahkan meninggalkan lubang besar berdiameter 2x4 meter dan kedalaman 1,5 meter.
Peristiwa Bom Bali I merenggut nyawa 202 orang dan mengakibatkan 209 orang luka-luka.
Korban mayoritas merupakan wisatawan mancanegara dan beberapa warga negara Indonesia.
Para korban Bom Bali I adalah 88 warga negara Australia, 38 warga negara Indonesia, 28 warga negara Inggris, 7 warga negara Amerika, 6 warga negara Jerman.
Kemudian terdapat 5 warga negara Swedia, 4 warga negara Belanda, 4 warga negara Prancis, 3 warga negara Denmark, 3 warga negara Selandia Baru, 3 warga negara Swiss.
Para korban meninggal juga termasuk masing-masing 2 warga negara Brasil, Kanada, Jepang, Afrika Selatan, dan Korea Selatan.
Terakhir ada masing-masing 1 orang warga negara Ekuador, Yunani, Italia, Polandia, Portugal, dan Taiwan.
Para korban dilarikan ke RS Sanglah, RS TNI AD, RS Darma Usada, RS Wangaya, RS Puri Raharja, RS Darma Yadnya, RSUD Kapal, RS Surya Duhasa, RS Kasih Ibu, RS Prima Medika, dan RS Sos Medika.
Untuk mengenang dan menghormati para korban Bom Bali I, pemerintah membangun sebuah monumen Monumen Panca Benua atau lebih terkenal dengan Ground Zero.
Di monumen tersebut terdapat 196 nama korban tewas yang berhasil diidentifikasi dan 22 bendera negara.
Monumen ini diresmikan oleh Bupati Badung, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi bertepatan dengan peringatan dua tahun Tragedi Bom Bali I tanggal 12 Oktober 2004.