Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta mengatakan, penutupan pendakian dilakukan untuk memperlancar upacara dari awal hingga akhir.
"Penutupan sudah kesepakatan bersama. Oleh karena itu saya mengimbau masyarakat dan wisatawan agar tidak melakukan pendakian selama karya dilaksanakan. Masyarakat juga harus menghormati. Surat imbauan sudah disebar," kata Jro Mangku, Kamis 29 Februari 2024.
Panitia Karya Ida Bhatara Turun Kabeh juga sudah memberitahu ke pemandu untuk menunda pendakian dan ikut menjaga jalur pendakian ke puncak gunung.
Baca juga: Setelah Sepekan, Kebakaran di Gunung Agung Bali Padam, 645 Hektar Lahan Hangus
Seandainya ada wisatawan yang mendaki, agar diberitahu supaya tidak mendaki hingga ke puncak.
"Saya berharap semua mengerti dan paham terkait imbauan yang sudah diedarkan tentang penutupan pendakian selama karya Ida Bhatara Turun Kabeh. Ayo jaga kesucian Pura Besakih,” imbau Jro Mangku Widiarta.
Baca juga: Kebakaran Lahan di Lereng Gunung Agung Bali Dekati Permukiman dan Pura
Koordinator Pencarian dan Pertolongan (SAR) kabupaten Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana, mengatakan proses evakuasi korban disebut cukup sulit.
Kendala ini disebabkan karena cuaca serta medan yang terjal.
"Proses evakuasi lumayan sulit. Cuacanya gerimis. Medannya terjal, dan berkabut. Angin cukup kencang," jelas Eka, Rabu (13/3/2024).
Personil yang diturunkan untuk mengevakuasi jenazah mencapai puluhan orang yang terdiri dari SAR Karangasem, Kepolisian, TNI, BPBD Karangasem, dan pemandu lokal.
"Tim pertama terdiri sekitar 11 orang. Rinciannya yakni dari Tim SAR Karangasem sebanyak 5 orang. Tim SAR Polda Bali 3 orang. Sedangkan sisanya yakni 3 orang dari pemandu lokal. Tim 1 naik ke puncak diperkirakan sekitar pukul 03.45 wita," tambah Gusti Eka.
Baca juga: Kebakaran Lahan di Lereng Gunung Agung Bali Meluas, Capai 30 Hektar
Sedangkan untuk tim kedua naik ke atas sekitar pukul 07.00 Wita. Kini tim sedang perjalanan menuju turun Gunung Agung.
Mereka harus waspada dan hati-hati saat evakuasi karena kabut tebal, angin kencang serta gerimis hingga membuat jalan semakin licin.
Pihaknya berharap proses evakuasi berjalan lancar, tidak ada hambatan dan cuaca sekitar segera bersahabat.
"Kendala yang kita hadapi saat mengevakuasi jenazah yakni kabutnya tebal, angin kencang, dan gerimis. Proses evakuasi membutuhkan waktu lumayan lama. Kita berharap proses evakuasi berjalan lancar, tak ada hambatan," harap Gusti Eka.