JEMBRANA, KOMPAS.com - Uang tabungan Rp 798 juta milik seorang nasabah bank di Bali, bernama Hendrik Asalim (40), raib digasak komplotan penipu.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jembrana, AKBP Dewa Gde Juliana mengatakan, peristiwa itu terjadi pada 2 Januari 2022.
Korban yang merupakan warga Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, awalnya mendapatkan pesan dan panggilan WhatsApp dari nomor telepon asing, yakni +1 (210) 900-2110.
Baca juga: Uang Rp 798 Juta Nasabah di Bali Dikuras Pencuri, Pelaku Mengaku sebagai Pegawai Bank
Korban mendapat panggilan dari nomor tersebut sebanyak 3 kali, namun tak dijawab. Korban kembali mendapatkan panggilan yang sama dan berkomunikasi dengan pelaku. Saat itu, pelaku mengaku sebagai pegawai bank.
Pelaku memberi tahu bahwa korban mendapatkan hadiah undian dari bank.
Baca juga: Hujan Angin di Bali, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Warung Warga
"Untuk dapat mengambil hadiah tersebut pelaku meminta korban mengirimkan kode OTP," ujar Juliana di Jembrana, Senin (6/2/2023).
Korban yang tak tahu menahu lalu mengirimkan kode OTP seperti yang diminta pelaku. Begitu kode OTP tersebut diterima, pelaku dengan leluasa menguras isi rekening korban melalui mobile banking.
Pelaku menarik dana dari rekening korban sebesar Rp 499.999.999, lalu sebesar Rp 299.000.000.
"Atas kejadian tersebut korban mengalami kerugian sebesar Rp 798.999.999," jelasnya.
Kini, satu dari empat pelaku sudah ditangkap, yakni pelaku berinisial EJS (29). Ia telah ditetapkan sebagai tersangka.
Juliana menyampaikan, berdasarkan pengakuannya, pelaku lebih dulu berusaha mendapatkan akun mobile banking korban dengan mencari username dan password secara acak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.