Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat 15 WNA di Bali Merasa Terganggu Suara Kokok Ayam hingga Dipersilakan Tinggal di Hotel

Kompas.com - 09/03/2023, 05:54 WIB
Pythag Kurniati

Editor

BALI, KOMPAS.com- Sebanyak 15 orang Warga Negara Asing (WNA) di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali mengaku terganggu dengan suara kokok ayam milik warga yang tinggal berdekatan dengan lokasi mereka menginap.

Belasan orang tersebut kemudian membuat pernyataan tertulis terkait keluhan suara kokok ayam. Para WNA tersebut juga mendatangi Kantor Camat Kuta Selatan untuk menyampaikan keluhan.

Baca juga: Terganggu Suara Ayam Berkokok, 15 WNA di Bali Mengadu ke Kantor Camat

Tinggal sejak sebelum pandemi

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinisi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, para WNA itu merupakan pensiunan dan tinggal dalam waktu yang lama di Bali.

Mereka diperkirakan tinggal di penginapan itu sejak 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.

"Itu kos-kosan ada sembilan kamar dan diisi WNA tersebut sebelum pandemi Covid-19, memang long stay di sana, biasa orang pensiunan mereka liburan ke sini (Bali)," kata Tjok Bagus, Selasa (7/3/2023).

Surat penyataan yang ditandatangani sejumlah WNA berawal dari ide seorang WN Amerika Serikat yang disetujui oleh beberapa WNA asal Rusia.

Baca juga: Kalau Wisatawan Ingin Nyaman, Jangan Tidur di Permukiman, Tidurlah di Kawasan Pariwisata

Pertahankan kearifan lokal

Bagus Pemayun menegaskan akan tetap mempertahankan hak warga untuk menjaga dan melestarikan keatifan lokal masyarakat Bali.

Salah satu kearifan lokal itu ialah warga yang memelihara ayam aduan. Warga di sekitar penginapan memelihara ayam untuk kepentingan pribadi dan bukan peternakan.

Sehingga pemerintah tidak akan melarang warga memelihara hewan seperti burung, ayam, kucing, atau anjing.

Turis asing harus siap menyesuaikan jika memilih tinggal dekat dengan permukiman.

"Kalau memang dia mau tinggal di tempat kawasan permukiman, dia harus mengikuti apa yang menjadi kearifan lokal," katanya.

Diminta pindah ke hotel

Pemayun dan warga meminta wisatawan pindah ke hotel jika tidak ingin terganggu suara kokok ayam.

"Kalau memang wisatawan ingin tidur nyaman, jangan tidur di tempat permukiman, tidurlah di kawasan pariwisata misalnya hotel," katanya.

Belasan turis asing tersebut, menurutnya, juga telah diingatkan mengenai kebiasaan warga Bali yang suka memelihara ayam dan hewan lainnya.

Baca juga: Saat Turis dan WNA Bekerja Ilegal di Bali, Ada yang Jual Sayur dan Jadi Fotografer

Sempat datangi kantor Camat

Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Kecamatan Kuta Selatan I Kadek Agus Alit Juwita membenarkan sejumlah WNA sempat mendatangi kantor camat Kuta Selatan dan membawa surat berisi tanda tangan 15 orang WNA penghuni penginapan, Rabu (1/3/2023).

"Mereka membawa kertas ditandatangani beberapa WNA untuk Agus, pemilik ayam, isinya merasa terganggu dengan suara ayam. Berdasarkan itu, WNA ini mau melapor ke polisi tapi pegawai homestay memilih membawa ke kami, ke kecamatan," kata dia saat dihubungi pada Jumat (3/3/2023).

Penginapan yang ditempati para WNA itu memang berdekatan dengan garasi yang dijadikan kandang ayam oleh pemilik rumah bernama Agus. Agus memiliki tujuh ekor ayam pejantan.

"Itu bukan peternakan. Tapi, warga itu memang senang pelihara ayam. Ya, kebetulan lokasi rumahnya itu sangat berdekatan dengan penginapan milik para wisatawan itu," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Bali, Yohanes Valdi Seriang Ginta | Editor : Dheri Agriesta, Pythag Kurniati)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sampah Plastik Jadi Ancaman Ekosistem Mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali

Sampah Plastik Jadi Ancaman Ekosistem Mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali

Denpasar
Pakai Visa Kunjungan untuk Bisnis Properti di Bali, Pasutri WN Australia Dideportasi

Pakai Visa Kunjungan untuk Bisnis Properti di Bali, Pasutri WN Australia Dideportasi

Denpasar
Petugas Sortir dan Lipat Surat Suara di Buleleng Diupah Rp 200 Per Lembar

Petugas Sortir dan Lipat Surat Suara di Buleleng Diupah Rp 200 Per Lembar

Denpasar
78 Desa dan Kelurahan di Buleleng Bali Rawan Terdampak Banjir Bandang

78 Desa dan Kelurahan di Buleleng Bali Rawan Terdampak Banjir Bandang

Denpasar
Tanah Longsor Terjang Ponpes di Karangasem Bali, 1 Santriwati Tewas

Tanah Longsor Terjang Ponpes di Karangasem Bali, 1 Santriwati Tewas

Denpasar
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Bali

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Bali

Denpasar
Sempat Cekcok dengan Suami Gara-gara Utang, Ibu Hamil di Jembrana Gantung Diri

Sempat Cekcok dengan Suami Gara-gara Utang, Ibu Hamil di Jembrana Gantung Diri

Denpasar
Polisi Sebut Perusak Baliho Ganjar-Mahfud di Jembrana Bali Remaja Mabuk

Polisi Sebut Perusak Baliho Ganjar-Mahfud di Jembrana Bali Remaja Mabuk

Denpasar
Baliho Ganjar-Mahfud dan Caleg PDI-P di Jembrana Bali Dirusak Orang Tak Dikenal

Baliho Ganjar-Mahfud dan Caleg PDI-P di Jembrana Bali Dirusak Orang Tak Dikenal

Denpasar
Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 3 Desember 2023 : Siang hingga Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 3 Desember 2023 : Siang hingga Malam Hujan Ringan

Denpasar
Air Terjun Sendang Gile di Lombok: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Air Terjun Sendang Gile di Lombok: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Denpasar
Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 2 Desember 2023 : Pagi Berawan, Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 2 Desember 2023 : Pagi Berawan, Siang Hujan Ringan

Denpasar
Jelang Libur Akhir Tahun, Rute Penerbangan New Delhi-Bali Dibuka

Jelang Libur Akhir Tahun, Rute Penerbangan New Delhi-Bali Dibuka

Denpasar
Pria Asal Sri Lanka Ditemukan Tewas di Hotel Bali, Sempat Minum Alkohol dan Obat Kuat

Pria Asal Sri Lanka Ditemukan Tewas di Hotel Bali, Sempat Minum Alkohol dan Obat Kuat

Denpasar
2 WNA Asal Malaysia Dideportasi Usai Dipenjara karena Kasus Narkotika

2 WNA Asal Malaysia Dideportasi Usai Dipenjara karena Kasus Narkotika

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com